Pertama kali saya mendengar kata KANKER adalah ketika saya berusia 3 tahun. Lho kok bisa? Usia tersebut kan otak masih immature dan kognitifnya sedang dalam proses perkembangan, masih belum banyak memahami situasi sekitar dan hanya sedikit sekali yang tersimpan dalam memori. Ya bisa (meskipun blur)! Karena saking intensnya.
Kala itu, kakak (alm) Papah, (alm) Om Beni, ‘memenuhi’ kehidupan semua keluarga kami. Seluruh isi rumah selalu membicarakan dan fokus dengan kondisi beliau. Beberapa kali saya mengetahui saat beliau jatuh di kamarnya, gedebug. (Alm) Eyang Kakong, (alm) Eyang Putri, (alm) Papah, Mamah, langsung menuju ke kamar beliau. Sebagai anak kecil, saya ikut penasaran dan mengintip, saya melihat banyak darah di lantai, dan (alm) Om Beni terlihat sangat lemah. Darah tersebut keluar dari tenggorokan beliau. Long story short, beliau meninggal dunia di usia 30 tahun karena kanker tenggorokan, usia yang masih sangat muda ya. 😦
Selain perokok berat, analisis keluarga saat itu adalah karena beliau bekerja di pabrik senjata di Bandung yang berkutat dengan banyak zat kimia dan terakumulasi dalam saluran pernafasan.
Bertahun-tahun kemudian, kata KANKER mulai bergema lagi di telinga saya. (Alm) Papah meninggal dunia di usia 50 tahun karenanya, kanker paru-paru stadium 4 tepatnya. Alasannya sangat jelas, beliau perokok berat. Bayangkan, dalam 1 hari, beliau kuat menghisap sampai 5 pack rokok. 😦
Makin hari pun, kanker sudah menjadi hal yang ‘biasa’. Kanker kulit, kanker prostat, kanker mulut, kanker serviks, kanker otak, kanker payudara,…., astaghfirullah subhanallah, hanya kepada Engkau ya Rabb hamba memohon perlindungan. Banyak yang wafat karenanya, namun ada juga yang tetap survive. Menurut penelitian, penyakit ini mulai meningkat pesat setelah tahun 1940an. Culprit utamanya adalah era industrialisasi. Inovasi packaging makanan minuman, pengawet dan pemanis makanan minuman, perubahan metode (pakan) peternakan, dan banyak lagi produk kimia.
Makanan Anti Kanker
Makanan anti kanker?? Hhmm, adakah? Jadi, kanker bisa dikendalikan oleh makanan?? Mana ada? Kan kanker belum jelas penyebabnya. Masing-masing penderitanya memiliki latar belakang dan pen-trigger yang berbeda. Ada yang memang jelas perokok berat dan memiliki lifestyle yang buruk, stres berlebihan. Tetapi ada juga lho yang gaya hidupnya squeaky clean dan wellness freak, bisa kena juga.
Sebelum kita menarik kesimpulan, mari kita telaah dulu bagaimana sel kanker bekerja. Sel-sel kanker itu adalah sel-sel tubuh yang berubah karena adanya akumulasi mutasi. Maka, sering disebut bahwa sel kanker hidup dorman di dalam tubuh kita semua.
Ketika makanan yang mengandung radikal bebas masuk ke dalam tubuh, akan memicu pembelahan sel yang lebih banyak dari yang diperlukan. Dalam tubuh kita, selalu ada pembelahan sel untuk regenerasi dan fungsi lainnya. Selama pembelahan sel terjadi, ada peluang mutasi. Dengan makin seringnya pembelahan sel diadakan, peluang mutasi makin besar, dan peluang sel kanker ‘bangun’ lebih besar juga. Kemudian, ketika pertumbuhannya tidak bisa dikendalikan, dia akan mendesak ruang dan menyingkirkan semua sel tubuh yang sehat. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakitnya, penderitanya menggambarkannya sebagai sakit yang agonizing pain (luar biasa sakit).
Seringnya pembelahan sel yang muncul juga diakibatkan oleh luka. Suka menyakiti diri sendiri dengan menggunakan silet (indikasi self-loathe), rutin mentato badannya, rajin menindik tubuhnya, kegiatan BDSM (wkwkwk nyempil istilah adult), kegiatan martial arts dan olahraga yang kadarnya di atas rata-rata.
Fakta lain, orang yang sangat menjaga makannya, belum tentu bisa lepas dari ‘bayang-bayang’ kanker. Bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945, eksperimen bom atom dan nuklir yang dilakukan negara-negara adikuasa puluhan tahun lalu, serta peristiwa Chernobyl tahun 1986, mengubah segalanya. Partikel radioaktifnya mengotori kemurnian air dan tanah yang jelas berpotensi besar menimbulkan mutasi genetika dan berbagai penyakit, tidak hanya pada manusia saja, tetapi juga pada tanaman dan hewan. Not to mention, kontaminasi tersebut bisa bertahan hingga puluhan tahun, dan ya, memfasilitasi besarnya peluang munculnya kanker dalam tubuh manusia.
Elegant Defense
Sebagai manusia, kita dikaruniai dengan semua yang kita butuhkan untuk menjalani hidup di dunia. Termasuk kelengkapan yang menjaga keseimbangan sel-sel tubuh, yakni tidak lain dan tidak bukan SISTEM IMUNITAS, sebuah Elegant Defense, yang dapat mendeteksi ‘ketidakberesan’ dan menjaga ‘kedamaian’. Saya mengernyitkan dahi ketika produsen suplemen imunitas menggunakan tagline “MENGUATKAN IMUN”, karena kalau imunnya makin kuat, malah beresiko tinggi untuk mendapatkan autoimun atau bahkan kanker. Menurut saya –tentunya setelah membaca banyak text book dan buku karya Matt Richtel– yang pas adalah “MENGOPTIMALKAN IMUN”, agar kolaborasi sel T, sel B, neutrofil, makrofag, antibodi, basofil, dan kawan-kawannya, SEIMBANG. Tahu mana yang harus dijaga dan mana yang harus di-shack; paham bagaimana cara memerangi alien jahat tanpa harus menyakiti yang lain dan memunculkan collateral damage.
Namun ketika sel-sel pertahanan dan perlawanan menyerang secara brutal dengan membabi buta, sel-sel yang esensial pun ikut tepar. Kondisi inilah yang dinamakan autoimun.
Kita bisa menjaga diri dengan —cliche— menjaga kesehatan dengan optimal. OPTIMAL, bukan MAKSIMAL ya! Kalau ‘maksimal’ sampai ‘ujung’. Kalau ‘optimal’ adalah dalam keadaan yang PAS dan seimbang. Terlalu sehat juga tidak baik. Terlalu bersih juga tidak benar. Sejak CoVid melanda, makin banyak orang yang setiap saat mengepel lantai dengan produk anti kuman; menggunakan hand sanitizer belasan hingga puluhan kali dalam sehari Duh itu malah sangat tidak disarankan, karena bisa mematikan bakteri baik yang mana bakteri tersebut sangan penting daalam menunjang jehidupan kita juga. Semua dalam kadar yang moderat lah.
Setelah membaca buku “Elegant Defense: The Extraordinary New Science of The Immune System” karya Matt Richtel, saya jadi tidak gampang parnoan ketika lemah atau sakit. Karena tubuh kita sudah dikaruniai kelengkapan untuk memeranginya dengan porsi yang pas. Mengenali antigen nakal, lalu mengeliminasinya, tanpa membuat kegaduhan dan membuat casual damage. Kalau sekedar flu, diamkan saja selama 3 hari, biarkan mereka mengenali dan mengurusnya tanpa kita memberi bantuan troopers dari luar (obat).
Kebiasaan suami pun berubah setelah bertahun-tahun bergantung pada obat-obatan. Setiap kali pusing, langsung minum P*ramex; meriang dikit, ke dokter, yang oleh dokter diberikan bejibun obat antibiotik, waduh. Sekarang dia sudah santai dan mempercayakan semuanya ke sistem imunitasnya. Tinggal ditopang dengan makanan dan gaya hidup yang OPTIMAL (bukan MAKSIMAL).
TIPS dari Bapak David Servan-Schreiber
Ialah Bapak David Servan-Schreiber M.D.,Ph.D, seorang ilmuwan neurosains NIH (National Institute of Health), telah berbaik hati menuliskan pengalaman pribadinya sebagai survivor kanker dan segala aspek mengenai kanker. Juga ikhtiar mencegah berkembangnya sel kanker dalam tubuh, termasuk salah satunya melalui makanan di bukunya, “Anti Cancer: A New Way of Life”.
Makanan yang Dihindari
Jenis makanan yang sangat disarankan untuk dihindari adalah gula (refined sugar), tepung-tepungan putih, dan minyak sayur. Ketiganya tidak mengandung protein, mineral, atau asam lemak omega 3, yang sangat penting bagi tubuh. Malah dapat menjadi ‘bensin’ untuk pertumbuhan sel kanker.

- Gula dan tepung (jenis makanan berindeks glikemik tinggi), seperti: gula (putih maupun merah); sirup; roti putih; nasi putih; pasta putih; kue-kuean dan cake uwenaak kekinian yang sedang nge-hits (muffins, bagels, croissants, dan teman-temannya); sereal (C**nflakes, Ko** Crunch, dan teman-temannya); minuman manis kemasan (mudah didapat di Indom*ret terdekat dan semua minimarket serta supermarket); dan minuman beralkohol. Kadar glukosa darah naik ketika mengonsumsinya yang kemudian ‘disambut’ dengan produksi insulin dan IGF, yang long story short, gula memelihara jaringan yang mengakibatkan inflamasi, yang menstimulus suburnya tumor.
- Produk SUSU, KEJU, DAGING, TELUR, dari ternak yang BUKAN grass-fed. Makin pesatnya permintaan, produksi peternakan jor-joran mengganti metode dan jenis pakannya. Sejak tahun 1950an, demi nge-boost produksi; jagung, kedelai, dan biji-bijian, menjadi pengganti rumput. Tubuh kita memerlukan omega-3 dan omega-6 dalam jumlah yang seimbang (1:1) yang dapat diperoleh dari produk ternak grass-fed. Sedangkan ternak yang sudah memakan biji-bijian, perbandingan kandungan omega-3 dan omega-6-nya bisa mencapai 1:15 hingga 1:40. Ketidakseimbangan ini bisa memicu inflamasi, koagulasi, dan pertumbuhan sel adiposa (lemak) dan sel kanker.
- MARGARIN, yang jauh lebih berbahaya daripada MENTEGA. Analisis studinya mirip dengan poin nomor 2 di atas, di mana terdapat rasio omega-3 dan omega-6 yang tidak seimbang. Margarin terbuat dari minyak bunga matahari (sunflower oil), minyak canola, ataupun minyak kedelai, yang kandungan omega 6-nya jauh lebih banyak daripada omega-3. Memunculkan suatu paradoks, berkhasiat menurunkan kadar kolesterol namun menaikkan inflamasi, mengakibatkan obesitas, dan sampai serangan jantung. Sedangkan OBESITAS itu sendiri merupakan faktor penyebab kanker dengan resiko tertinggi.
- Processed foods. Seperti crackers, pastries, keripik, dan hampir semua snack yang tersedia di rak yang ada di Indo**ret dan supermarket. Bahan utama jenis processed foods adalah transfat, yang dibuat dari minyak omega-6 yang dipadatkan, yang tujuan utamanya untuk membuat makanan fresh terus. Double-trouble nih!
Makanan ‘enak’ semua tuh ya, ehehe. Cemilan andalan saat stres, kudapan yang nikmat ketika netflix-ing, yang muncul di otak pas sedang bosan, ……
Makanan utamanya pizza pepperoni, pembukanya french fries, minumnya coke dan boba, lengkap sudah. Kalorinya sangat tinggi melebihi kebutuhan harian; kandungan transfat-nya lebih dari cukup untuk memicu inflamasi; indeks glikemiknya yang tinggi membuat kadar gula darah cepat meningkat;… ngetiknya sambil merinding ehehe. Jajanan seperti ini TENTU boleh lah dikonsumsi, sekali-kali. Tapi juga jangan langsung sepaket begitu ya ehehehe.
Makanan yang Disarankan Untuk Mengurangi Peluang Munculnya Kanker
Nah lalu jenis makanan apa saja yang sangat disarankan untuk banyak dikonsumi?

Mereka adalah yang mengandung:
- EGCC (epigallocatechin gallate-3), yang banyak ditemukan di dalam TEH HIJAU. EGCC akan mempersempit tumbuhnya vessels baru yang diperlukan sel tumor untuk berkembang yang selanjutnya men-support terjadinya apoptosis (membunuh sel tumor/kanker). Kemungkinan mekanisme yang terjadi terlihat di gambar berikut, berdasarkan jurnal penelitian Biokimia dan Biologi Molekuler MDPI.

2. OMEGA 3, dikategorikan sebagai immunonutrient karena sangat penting bagi kelangsungan sel-sel agar bekerja benar dan optimal. Saat ini, kita cenderung mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak omega-6. Omega-6 sendiri dibutuhkan untuk healing dari luka dan infeksi, tetapi akan lain cerita jika terlalu banyak. Ketidakseimbangan ini memicu terjadinya inflamasi kronis. Tubuh kita dapat menerima manfaat yang optimal ketika rasio Omega-6 dan Omega-3 adalah 1:1. Dengan keseimbangan ini, mereka bersinergi penting untuk struktur membran sel, fluiditas, sinyal antar sel. Maka, perlu untuk kita memperbanyak makanan yang mengandung omega-3 agar seimbang, yang bisa diperoleh dari: minyak zaitun, rumput laut, ikan-ikanan, atau bisa langsung dalam bentuk suplemennya yang tersedia di apotek.

3. Berbagai BAWANG-BAWANGAN, terutama BAWANG PUTIH, yang sejak berabad-abad yang lalu sudah memperlihatkan khasiatnya. Dokter jaman dulu selalu membawa bawang putih setiap kali berkunjung ke rumah pasiennya, juga menjadi komponen penting di medan perang karena manfaatnya yang bagus untuk menyembuhkan luka. Zat-zat yang terkandung dalam bawang putih antara lain: allicin, sulfida alil dan fitokemikal (flavonoid, inulin, saponin), yang berdasarkan banyak studi penelitian bagus dalam mencegah penyakit kanker. Membantu perbaikan DNA, mengurangi inflamasi, dan memperlambat pertumbuhan sel kanker.

4. Sayuran dan buah-buahan yang kaya CAROTENOIDS, seperti: wortel, buah bit, tomat, ubi, dan lainnya yang warnanya ngejreng, merah kuning hijau oranye. Mereka dapat menghambat pertumbuhan sel tumor/kanker, memacu cell-cycle arrest yang diperlukan agar ada waktu yang cukup untuk perbaikan DNA, dan apoptosis. Selain itu, sayuran dan buah-buahan tersebut juga kaya akan vitamin A dan lycopene yang berdasarkan studi dapat meningkatkan kapasitas sel imun sehingga sel NK (natural killers) lebih agresif dalam menyerang sel tumor.

5. VITAMIN D, alhamdulillah kita tinggal di Indonesia yang mataharinya selalu bersinar sepanjang masa. Tidak hanya membantu tubuh kita mengolah kalsium dan fosfor untuk kekuatan gigi dan tulang, tetapi juga sudah terbukti memiliki efek anti kanker melalui peran yang dimilikinya dalam antiproliferasi dan induksi diferesiansi. Jadi, jangan take it for granted ya! Ini merupakan barang sangat ‘mahal’ bagi orang-orang Eropa. Sediakan waktu untuk berjemur, 5 menit juga cukup kok. Sel-sel kulit akan memproduksi vitamin D ketika berjemur. Speaking of, mengenai waktu berjemur, banyak pendapat mengenai masa optimalnya. Kalau menurut saya, bebas saja, hanya mungkin hindari jam 12-an, karena panasnya menyengat. Kalau tidak memungkinkan untuk berjemur, minum suplemennya saja secara langsung, vitamin D3 dengan dosis antara 1000 – 5000 IU per hari.
6. KEDELAI. Kabar gembira buat pecinta tahu tempe nih, termasuk saya tentunya, ehehe. Kandungan isoflavon dalam kedelai dapat membantu memblokir angiogenesis (pembuluh darah baru yang diperlukan kanker untuk tumbuh dan berkembang). Tapi, tetap ya, sewajarnya saja, jangan banyak-banyak!
Dan masih banyak lagi, beragam antioksidan seperti: ellagic acid yang dikandung oleh buah stroberi dan beri-berian lainnya; polifenol dan resveratrol yang terdapat dalam buah-buahan yang rasanya asam, anggur merah, dark chocolate; dan mineral selenium yang ada pada gandum, sayuran, ati ampela, ikan, kerang, …..dan still counting.
Basically, semua sudah tersedia di alam, yang masih dalam ‘balutan’ sederhana dan bukan yang sudah diproses berkali-kali. Para dokter dan ilmuwan memberi nasehat sederhana untuk kita dalam menjaga kesehatan, IKUTI POLA MAKAN NENEK MOYANGMU. Nenek moyang kita mengolah daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan dengan cara yang paling simpel. Terbukti, mereka jarang sakit yang ‘aneh-aneh’, apalagi sakit kanker.
Dan, ternyata makanan yang bagus untuk mencegah sel kanker tumbuh dan berkembang, uwenaak wenaak juga lho! Tidak kalah sama jenis makanan yang HARUS dihindari, ehehe. Sekarang kalau sedang binge-watching drama Korea, nyemilnya dark cocholate dan jus stroberi saja!
KESIMPULAN
YA, makanan anti kanker do exist! Seiring perkembangan zaman, umat manusia dihadapkan dengan beragam penderitaan, peperangan, penyakit mematikan, dan sebagainya. Tetapi, dengan sekuat tenaga pula manusia berusaha survive. Ilmu pengetahuan makin maju, manusia pun makin memahami apa yang ada di balik suatu penyakit, yang otomatis memicu pencarian penyembuhannya.
Dan YA, memang faktanya ada orang yang bergaya hidup sehat, menderita kanker.
Sampai detik ini, para ilmuwan sedang bersama-sama mencari obat dan terapi yang manjur untuk mengobati kanker.
Nah while they’re doing that, kita harus mulai aware dengan makanan dan minuman yang kita konsumsi. Karena bagaimanapun juga apa yang kita makan sangat berpengaruh bagi ‘festival kehidupan’ yang ada dalam tubuh kita.
PENUTUP
Terima kasih untuk Bapak Servan-Schreiber atas tips-tipsnya yang bermanfaat. Wah saya salut dengan beliau. Saya sempat punya keinginan untuk menjadi seperti beliau, seorang ilmuwan sejati yang ikut berkarya menjadi seorang game changer, yang menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik. Wkwkwk cliche ya, ehehe. Tapi sayang tidak tercapai, karena saya kurang berjuang dan sering procrastinating.
Semoga dengan keberadaan saya sekarang, yang bisa dikategorikan sebagai ‘bukan siapa-siapa’ bisa ikut sedikit berkontribusi, mumpung masih hidup. Sesederhana membagikan isi buku beliau di blog saya ini ehehe.
Referensi:
- Richtel, Matt. (2019). An Elegant Defense: The Extraordinary New Science of the Immune System: A Tale in Four Lives. Edisi Kindle.
- Servan-Schreiber, David, MD, PhD. (2007). Anti Cancer: A New Way of Life. New York: Penguin Books.
- Sumio Huyakawa, Tomokazu Ohishi, Noriyuki Miyoshi, Yumiko Oishi, Yoriyuki Nakamura, Mamoru Isemura. Anti Cancer Effects of Green Tea Epigallocatchin-3-Gallate and Coffee Chlorogenic Acid. (5 October 2020). https(dot)www.mdpi.com/1420-3049/25/19/4553/htm
- Reducing Inflammation with Omega-3s May Halp Prevent Breast Cancer. (October 21, 2020). https(dot)www.grassrootshealth.net/blog/higher-levels-omega-3-fatty-acids-shown-reduce-risk-breast-cancer/
- Ramesh Kumar Saini, Kannan Rengasamy. (July, 2020). Dietary Carotenoids in Cancer Chemoprevention and Chemotherapy: A Review of Emerging Evidence. https(dot)www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1043661820311385
- Paulette D. Chandler, Wendy Chen, Oluremi Ajala. (November 18, 2020). Effect of Vitamin D3 Supplements on Development of Advanced Cancer. https(dot)jamanetwork.com/journals/jamanetworkopen/fullarticle/2773074
- Nathalie Fonseca Gloria, Nathalia Soares, Camila Brand, Felipe Leite Oliveira, Radovan Borojevic, and Anderson Junger Teodoro. (March, 2014). Lycopene and Beta-carotene Induce Cell-cycle Arrest and Apoptosis in Human Breast Cancer Cell Lines. https(dot)ar.iiarjournals.org/content/34/3/1377
- Holly L. Nicastro, Sharon A. Ross, and John A. Milner. (March, 2015). Garlic and Onions: Their Cancer Prevention Properties. https(dot)cancerpreventionresearch.aacrjournals.org/content/8/3/181#sec-21
terimakasih summary-nya Uril, a good reminder. Setuju sebagian besar penyebab penyakit itu makanan dan apa yang kita masukkan dalam tubuh ya, setelah itu pikiran.
Beberapa minggu lalu ngobrol dengan teman, yang pola hidup sangat sehat eh tapi kena cancer juga, dia berpendapat sepertinya karena pikiran, karena stress kerja huhu.
LikeLike
Sama-sama Mamah May. 🙂 Waduh ikut prihatin mengetahuinya, May. Semoga teman May mampu menghadapinya. Dan betul sekali May, faktanya memang ada orang-orang yang sehat tapi terkena kanker juga. Sel kanker itu sudah ada di tubuh kita semua, May, begitu ada yang men-trigger, blaaar, bisa kena. Sedangkan trigger-nya apa? Masih dalam research, setiap orang beda-beda penyebabnya.
Yang pasti, kita selalu minta perlindungan dariNya, yang tahu seluk beluk kita sampai ke ranah sel dan atom. Salam sehat Mamah May 🙂
LikeLike
Masya Allah, jadi reminder banget agar hidup sehat nih. Intinya makan yang alami saja dan sehat. Hidup happy biar imun terjaga. Tulisan yang mendalam sekali teh. Jadi pengen minum teh hijau
LikeLike
Semoga kita semua dilimpahkan kesehatan ya Andina. 🙂 Ahh iya Andina, teh hijau bagus, yang penting secukupnya saja, maksimal 2 cups per day, karena kalau lebih dari itu bisa mengganggu penyerapan zat besi. Intinya, Bapak Servan ini selalu wanti-wanti, agar seua ‘in a moderation’.
LikeLike
wow ini tulisan kaya referensi begini, btw kopi masuk kategori mana nih? sebagai peminum kopi aku perlu cari tau nih apakah dia anti atau pemicu.
btw aku mau ketawa setiap kali ada penekanan optimal bukan maksimal, emang ya kita suka salah kaprah dan pengen maksimal, padahal yg terbaik itu yg optimal bukan yang maksimal hehehe.
makasih udah membagikan buku ini, biar kita sama2 aware dengan apa yang kita konsumsi. Eh tapi, itu pas baca bagian bawang putih, aku langsung mikir: wow bawang putih ini jago sekali, bukan saja menumpas vampire tapi bisa juga melawan kanker. hehehe….
LikeLike
Ahahahaha betul bangeeet Risna, memang bawang putih se-powerful itu. Kandungan dan khasiatnya luar biasa. Termasuk membuat drakula jauh-jauh wkwkwk.
Risna, di buku ini tidak disebutkan mengenai coffee. Tetapi kalau membaca di jurnal, coffee termasuk banyak benefits-nya. Dan, kalau dipadukan dengan buku ini, intinya “It’s all about MODERATION”. Meskipun berkhasiat, juga mengkonsumsinya jangan terlalu banyak, secukupnya saja. Sehat walafiat selalu ya dear Risna 🙂
LikeLike