Design a site like this with WordPress.com
Get started

Lawan Atau Kabur? Authority-nya Amygdala

Pernahkah Mamah mengalami kejadian yang menakutkan? Seperti melihat bayangan hitam di kamar mandi atau bertemu dengan badut menyeramkan ketika masih kecil dulu?

Atau di masa kini, pernah hampir dikejar Jack the Ripper atau Jason Vorhees? Astaghfirullah knock on wood, amit-amit, jangan sampai ya.

Apapun bahaya yang ada di depan mata, refleks otak kita akan alert.

Apa yang Mamah lakukan? Mamah bakalan ngabur atau pantang mundur dan siap gagah berani ngadepin? Atau Mamah malah terdiam terpaku, sambil memejamkan mata bahkan sampai pipis di celana??

***

Rasa takut adalah sesuatu yang normal dirasakan oleh manusia. Reaksi-reaksi yang muncul merupakan hasil dari penerimaan sinyal takut yang dikirim langsung ke AMYGDALA.

Ketika ada bahaya melanda, amigdala akan mengambil alih untuk kita bereaksi. Antara fight, flight, atau malah freeze.

Yang freeze, akan ‘hilang’ karena kemungkinan besar dia akan mati karena hanya diam saja; tidak lari dan tidak melakukan apapun untuk melawan.

***

Pada tahun 1960an terjadi tragedi yang memilukan di Texas, Amerika Serikat. Charles Whitman melakukan pembunuhan terhadap istrinya dan ibunya. Di tempat umum, dia membunuh 13 orang dan melukai 30an orang akibat tembakannya.

Setelah menyelesaikan ‘misinya’, dia bunuh diri. Serta meninggalkan suicide note yang isinya bahwa dia meminta agar otaknya diperiksa, karena perbuatan tercelanya ini merupakan dorongan yang tak bisa dielakkan dari pikirannya. Sebagai seorang mahasiswa engineer, dia sadar bahwa kondisi dirinya bisa diperiksa secara scientific.

Permintaannya dikabulkan oleh pihak berwajib, dan ternyata memang ada ‘sesuatu’ di dalam otaknya. Whitman menderita TUMOR OTAK. Tumornya yang hanya sebesar biji nikel, menekan area amigdalanya.

Seram sekali ya membayangkannya. Dengan kondisi seperti itu, dia merasa setiap saat setiap waktu semua yang ada di sekelilingnya mengancamnya, dan dia memilih untuk FIGHT daripada FLIGHT. Jadi dia membereskan ancaman yang menghadangnya dengan mengeliminasi semua yang membuatnya takut.

Ibu dan istrinya yang sedang ngobrol santuy, dia anggap akan menyerangnya dengan brutal. Tindakan ofensif dia ambil untuk melindungi dirinya.

***

Utamakan MINDFULNESS

Masa kini sudah berbeda dengan jaman dulu. Dulu manusia selalu sigap. Tiba-tiba ada hewan buas mendekat, kondisi alam yang ekstrem yang tidak memungkinkan mereka untuk berlindung. Bagaimana bisa hidup dengan tenang?? Wong rumahnya saja tidak seaman rumah jaman now. Jadi amigdalanya selalu READY, sat set sat settt! Kalau kelamaan mikir, keburu dimangsa beruang dan dibunuh orang lain yang mau merebut source-nya.

Nah sekarang?! Kondisi sekitar kita terjaga dari serangan binatang buas, lingkungan sudah cukup save. Tentu saja dengan perkembangan zaman sedemikian rupa yang membuat hidup kita lebih baik dan more civilized, cara kerja otak kita pun berevolusi.

Meskipun faktanya, tidak sedikit manusia yang masih mengikuti behavior nenek moyangnya, dengan mengedepankan pemakaian amigdala tanpa menghela nafas dan memanfaatkan fungsi otak depan terlebih dahulu.

***

Stres kerjaan, mengumpat dan menyemprot siapapun yang mendekat. Kena macet, emosi dan teriak-teriak. Ada yang menyalip, marah-marah dan menantang berantem. Anarkis ketika ikut demo, yang berujung menyesal saat ditangkap polisi. Langsung mukulin istrinya saat ketahuan selingkuh tanpa mau mendengar penjelasannya, masuk ranah KDRT nih.

Disinilah kita harus mengutamakan MINDFULNESS. Setiap ada masalah atau yang di luar kebiasaan; mari kita diam sebentar, tarik nafas, dan berpikir dengan baik, sebelum mengambil keputusan mau melakukan apa untuk mengatasinya.

Bagi yang mampu untuk tetap tenang dan cool, selamat! Alhamdulillah.

Bagi yang masih emosian dan pemarah, tidak perlu khawatir. Semua ada solusinya. Bisa dilatih kok. Salah satunya dengan meditasi. Atau kontrol otak untuk berpikir dulu sebelum mengambil keputusan.

Published by srinurillaf

Penduduk planet Bumi, -yang selama masih dikaruniai nafas dan kehidupan-, selalu berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya; dapat menjalankan posisinya dengan baik dan benar; mau dan mampu untuk terus berkarya dan berkiprah; serta bertekad untuk 'live life to the fullest'.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: