Tadi saat sedang hunting tontonan di Amazon Prime, terkezuut karena banyak pilihan film Indonesia jadul. Setelah beberapa hari yang lalu puas dengan “Rectoverso (2013)”, jadi pengen menikmati yang jadul-jadul lagi.
Alhamdulillah nemu! Pilihan kali ini jatuh pada film-nya Bunga Citra Lestari a.k.a BCL. Ini pun sengaja milih karena thumbnail-nya ada BCL-nya, jadi langsung tertarik.
***
Secara keseluruhan, tidak ada yang unik dengan film “Kangen” ini. Just like another love story.
Ialah Imel, cewek Jakarta yang berkuliah di Bandung. Terus kenalan sama Tian, cowok di kampusnya, dan setelah beberapa kali encounters, mereka jadian deh. Namun yang sangat menyedihkan adalah Tian meninggal ketabrak mobil ketika mereka sedang jalan-jalan berdua di Jl. Braga. Kasihan sekali Imel…
Saya tidak bisa membayangkan bagaimana seorang remaja bisa deal with that kind of grief. Terlebih Tian sering maen di rumahnya, jadi technically akan makin susah untuk melupakannya.
Di sini juga digambarkan sedihnya Imel melalui ini semua. Syukurlah dia selalu didampingi kedua orangtua dan kakaknya.
(Mirip dengan cerita pacarnya (alm) adik saya saat adik saya meninggal… 😦 )
***
Yang bikin saya suka pake banget adalah lokasinya. Kota Bandung dan tahun 2007 sungguh merupakan perpaduan yang sempurna.
Melihat gaya rambut BCL yang RPPM (Rambut Panjang Poni Miring) khas tahun 2000an, cara berpakaian BCL yang memakai tanktop lalu dilapisi cardigan di luarnya juga khas 2000an banget. Serasa back to the past. Seneng poool!
Ada juga tempat-tempat di Bandung yang sekarang sudah gak ada atau berubah. Cafe Tomodachi Jl.Setiabudi dan beberapa FO, lalu CiWalk yang sebelum seperti sekarang,… So nostalgic!
Last but not least, soundtrack-nya! Bagus-bagus! Salah satu lagunya yang berjudul “Someone Like You” yang dinyanyikan oleh BCL dengan merdunya adalah lagu favorit (almarhum) adik saya.
***
***
***
EKSPEKTASI vs REALITA
Dulu pas awal-awal masuk kuliah, saya memimpikan sekali kehidupan Imel yang tergambar di film ini. Tetapi ekspektasi hanyalah ekspektasi.
1. #1
Ekspektasi: Di saat antri pendaftaran, diajak kenalan sama cowok. Persis seperti Imel dan Tian.
Realita: Krikk krikk krikkk. Gak ada satupun cowok yang ngajak saya kenalan. Yang ngelirik saja kagak ada, let alone kenalan.
***
2. #2
Ekspektasi: Tinggal di tempat yang nyaman, bersih, dan di lingkungan yang kinclong. Seperti rumah Imel.
Realita: Tempat slum detected di gang kecil. Kamar kos lembab, tanpa sirkulasi, kamar mandi rame-rame.
***
3. #3
Ekspektasi: Bisa berdandan super fashionable ke kampus dan berganti-ganti, mix and match sepatu, tas, dan baju. Kayak Imel yang selalu modis dimanapun berada.
Realita: Mehhh. Kalau ada fashion police, disemprit bolak-balek.
***
4. #4
Ekspektasi: Ke mana-mana naik mobil.
Realita: Ngangkot dan jalan kaki. Ujan kehujanan, panas kepanasan.
***
5. #5
Ekspektasi: Rutin hangout ke cafe-cafe nge-hits di Bandung dengan teman-teman yang juga nge-hits.
Realita: Mahasiswi jelata lyfe. Makan di warung jelata dan puasa adalah koentji survive.
Teman-teman nge-hits? Teman-teman (doang) aja kagak punya. Kayaknya gak ada yang mau temenan sama anak kampung nan miskin ini.
***
***
***
Kasihan banget deh gw wkwkwkwkwk. Yah begitulah kehidupan saya sebagai mahasiswi tingkat 1 kampus Institut Teknologi Bandung. Bagaikan langit dan bumi dengan kehidupan Imel, heuheuheu.
Indah untuk dikenang, tidak untuk diulang.
***
Tapi pastinya, selalu bersyukur, alhamdulillah ya Allah. 🙂
***
***
***
Achieving Dreams Thru' Writing 