Design a site like this with WordPress.com
Get started

Bu Sri’s Daily Skincare Routine

Wah pas banget, topik Nulis Kompakan Mamah Gajah Ngeblog September adalah skincare. Sudah lama saya ingin menuliskannya sebagai diary, tetapi tertunda bin kelupaan terus.

***

Perkenalkan saya bu Sri a.k.a Mamah Uril, anggota tim invest ke skincare (daripada makeup).

Ngomongin skincare, setiap orang punya goal masing-masing. Saya pribadi ingin kulit yang selalu sehat, bersih, segar, bercahaya, bersinar, berseri-seri, kencang, dan glowing. Ealaah banyak amat maunya wkwkwk.

Terlebih, saya tidak suka dan tidak telaten ber-makeup, jadi kulit yang kinclong is a must. Ibaratnya, kapanpun bepergian dan berfoto, sudah siap lah ya. Tinggal cuss dan gak perlu repot. Cukup olesin lipstick.

Ya! Satu-satunya makeup yang saya punya adalah lipensetipp.

Kalau melihat Mba-mba nge-hits di Instagram yang selalu terlihat cantik dengan sulam alis dan fake eyelashes-nya; saya hanya bisa terkagum-kagum. Mau ngikutin, malezzz, karena ya itu tadi, gak telaten dan gak betah.

Dengan makeup, wajah bisa terlihat lebih cantik, bahkan bisa impersonate wajah orang lain. Terima kasih kepada siapapun yang sudah menemukan makeup. 🙂 Salute!

***

Alhamdulillah puji syukur saya sudah menemukan regimen skincare yang cucokk meong. Cara saya mensyukurinya adalah dengan rajin ritual, apply them on my skin like I mean it, dan sambil mengucap puji-pujian padaNya saat sedang oles-oles.

***

Proses pencarian the right one yang dijalani pun tidak mudah. Berbagai godaan metode dan aliran telah dilalui. Waktu, tenaga, pikiran, dan uang sudah dikerahkan demi menemukan sang jodoh.

1. Less is More

Metode ini saya jalani ketika saya masih berstatus mahasiwi misqueen, simply karena gak ada dhuwit.

Juga saat sedang hamil dan menyusui Boo, karena layaknya seorang ibu di mana pun berada, takut janin kenapa-kenapa dengan apa-apa yang dikonsumsi maupun ditemplokin ke kulit.

Waktu itu saya hanya menggunakan sabun wajah yang formulanya mild dan sunscreen. Ibu saya pun memperkuatnya dengan pernyataan bahwa orang dulu gak pake tetek bengek, kulitnya bagus-bagus saja. Dan membaca teori konspirasi kalau kulit tidak seharusnya dipakein zat kimia karena toksik.

HASIL: Bisa dipastikan tidak ada yang menakjubkan. Jerawat datang dan pergi, kering, berminyak, hanya mengandalkan pesona dari ‘dalam’ wkwkwk.

2. Skincare Ber-layer a la Korean

Tergoda ratjoen ini saat Boo masih toddler.

Wadawwww awal-awal menjalani, saya sudah bisa menebak bahwa ini bukan untukku. Saya tidak telaten, Bund, mengaplikasikan mist, toner, essence, serum, pelembab, lalu sunscreen; di mana masing-masingnya harus menunggu jeda 1-3 menit.

Bisa minimal setengah jam sendiri saya nguwel-nguwel muka. Ndilalahnya setiap kali saya ritual, Boo pas kebangunan lah, pas pengen ditemenin maen lah. Hadeh.. Tentu saya lebih memilih menggunakan waktu bersama Boo.

Indeed, skincare ber-layer gak worth it buat saya. Jiwa Mamah Medhit meronta.

HASIL: Syukurlah, saya juga gak cocok. Wajah terasa berat dan berminyak, kalau dipegang bukannya halus tapi mbregidhil. Sepertinya kotoran-kotoran malah terperangkap di dalam.

3. Natural Homemade Remedies

Dalihnya sama dengan “less is more“, sayang kalau kulitnya dikenai zat kimia. Hhmm ironis, kita tidak pernah lepas dari bahan kimia di sekeliling; bahkan bahan kimia juga di-provide oleh Mother Earth. Bukan herbs dan tanaman saja.

Kala itu, setiap harinya saya mengais-ngais apa saja yang ada di dapur dan kulkas. Telur, kunyit, tomat, jeruk nipis, madu, garam himalaya, semuaaa.

HASIL: Tidak ada yang signifikan. Yang ada bau bumbu dapur dan pernah 3 hari wajah saya kuning karena kunyit.

Pak Suami be like, “Mam kok kamu jadi gitu??”

4. Mix Match Berbagai Brand

Membaca beragam review mengenai merek A sampai Z, lokal hingga import, murah ataupun sultan; di suatu komunitas wanita di internet, membuat saya pengen nyoba semua.

Ada yang cocok dengan B, saya beli dan coba selama 3 bulan. Begitu saja seterusnya. Sayangnya semuanya tidak ada yang sesuai harapan. Duh. Sebagai Mamah Medhit, jiwa saya makin bergejolak, saya merasa membuang uang tanpa arah.

5. Dermatologist is My Savior

Setelah menganalisis banyak aspek, saya menerima bahwa saya tidak tahu apa yang kulit saya mau. Sudah cukup masa eksperimen yang membuang source. Sejak itu, saya putuskan untuk menyerahkan semuanya ke yang sudah ahli, ke dokter kulit.

Pun sempat goyah karena ada komunitas yang anti dokter kulit yang menurut mereka bisa ketergantungan dan sebagainya.

Namun saya mencoba menelaah sendiri. Mungkin mereka sudah menemukan brand yang cocok, kulitnya tidak rewel. Sedangkan saya, belum.

Lagipula kalau masalah ketergantungan, bukannya ketika seseorang menemukan merek tertentu, dia harus berpegang ke merek tersebut agar hasilnya optimal. Karena kalau ganti, akan ada masa breakout dan gak cocok ini itunya. Sama saja lah.

Dengan dokter kulit, 1-3 bulan sekali, kondisi kulit kita akan diawasi, dan diukur bagaimana kandungan zat aktif ini di kulit, apa yang harus dikurangi, apa yang harus ditambahkan. Yang pasti memakai dasar science.

Yang paling penting, jiwa Mamah Medhit yang reasonable, yang beli produk berkualitas dengan harga cukup mahal (tapi bukan yang termahal) asalkan efektif dan sesuai harapan, kembali stabil.

HASIL: Hanya satu kata, ALHAMDULILLAH 🙂

***

***

***

Dibuat dengan CANVA

Skincare Routine

AM

  • Cuci wajah dengan facial wash
  • Krim mata
  • Pelembab dengan bahan aktif glycolic acid
  • Sunscreen
  • Leher dan decollete memakai krim leher
  • Pelembab bibir: Vaseline petroleum jelly

PM

  • Cuci wajah dengan facial wash
  • Krim mata
  • Serum dan pelembab berbahan aktif retinol (penting nih, sudah 39, Bund :D)
  • Leher dan decollete memakai krim leher
  • Pelembab bibir: Vaseline petroleum jelly

Setelah membaca artikel Mamah Laksita di web MGN, saya mulai rutin chemical peeling. Terima kasih ya Mah Laksita. 🙂

***

BODYCARE

  • Sabun: Aveeno Soothing and Calming Body Wash
  • Lulur homemade: tepung besan, kopi bubuk, dan lemon
  • Pelembab: minyak zaitun (EVOO), Bio Oil, dan Cetaphil

SUPLEMEN

  • Herbana Women’s Daily (suka dengan kandungan herbal khas tanah air)
  • Bronson Vitamin K2+D3 (agar kesehatan tulang optimal, sudah 39 Bund :D)
  • Blackmores Ultimate Radiance Skin (mengandung kolagen dan antioksidan)

***

Menjaga asupan makanan juga penting, Mah. Rutin minum jus sayur, air rebusan herbal dan daun, dan jamu juga sangat membantu.

Nah yang akhir-akhir ini ingin saya cut adalah konsumsi kopi dan teh. Menurut ilmu Ayuverda, minuman yang mengandung kafein bisa bikin ubanan lebih cepat dari usia 45 tahun. Wadidawww.

***

***

***

Ohya, Mamah, adakah yang tahu treatment leher yang tepat? Saya mendapat dua informasi yang sangat bertentangan. Ada yang bilang harus sering menarik leher ke atas, ada yang bilang jangan. Bingung…

***

Advertisement

Published by srinurillaf

Penduduk planet Bumi, -yang selama masih dikaruniai nafas dan kehidupan-, selalu berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya; dapat menjalankan posisinya dengan baik dan benar; mau dan mampu untuk terus berkarya dan berkiprah; serta bertekad untuk 'live life to the fullest'.

6 thoughts on “Bu Sri’s Daily Skincare Routine

  1. Wah aku harus meniru nih bagian suplemen vitaminnya. Btw penelitian lain bilang minum kopi 2 – 3 gelas sehari baik untuk kesehatan jantung loh. Kalau soal uban, itu menurutku genetik ya, aku mengenal banyak orang dari sejak masa kuliah udah ubanan. Aku sendiri sampai sekarang rambutnya masih lebih banyak yang hitam daripada ubannya. Tapi itupun, uban itu tanda-tanda diberi umur panjang loh, let’s embrace it hehehe…

    Itu soal leher, maksudnya ditarik gimanakah? apakah maksudnya ala-ala membuat leher terlihat lebih kencang kulitnya maka ditarik2 gitu?

    Like

  2. Ritual skincare-nya Teh Uril simpel juga ya, asal rutin dijalani, hasilnya pasti nampak dan konsisten. Setelah pencarian sekian lama, rupanya itu yang paling cocok ya. Dilengkapi dengan asuhan makanan sehat dan suplemen, memang itu yang paling bener lah… Sehat dan glowing selalu ya, Teh Uril.

    Like

  3. Risna
    Idem teh, aku juga pakai skincare kalau memang ada masalah kulit. Alasannya juga sama, tidak telaten hehe. Tapi kalau udah masuk musim dingin, rasa bersalah karena skip skincare jadi lebih besar. Soalnya, efeknya keliatan banget, kulit jadi kering sampai luka.

    Setuju sama teh Risna, kalau masalah kulit sudah sulit disembuhkan dengan produk drugstore, harus tanya ke ahlinya. Juga, PR banget kalau anak-anak yang kena masalah kulit. Soalnya, waktu kecil, kulitku kering dan mengelupas. Tangan ini rasanya gatal sekali buat ngekopekin. Belum ada kontrol diri buat jaga badan 😅 Alhasil, orang-orang di sekitar yang jadi ikut ribet ngurusin masalah kulitku.

    Semoga masalah kulit anak-anak teh Risna udah tidak muncul lagi ke depannya ya 🙂

    Uril
    Aku tergelitik dengan kalimat ibunya Teh Uril yang bilang ‘orang dulu gak pake tetek bengek’ karena suamiku juga bilang gini. Bedanya, dia bilang, orang di desa (sampai mbah-mbah) juga gak pake sunscreen 🤣

    Teh Uril, seru banget riset skincare nya sampai pakai bumbu dapur wkwk. Tapi kayaknya kalau buat ibu rumah tangga, hasilnya bukan lebih ke kulit kinclong ya, tapi lebih menekankan pekerjaan kita yang berkutat di dapur. Bau bumbunya kebawa ke mana-mana sampai nempel ke wajah 🤣

    Haloo Aveeno dan petroleum jelly! Kita satu aliran (tos!) 🖐️

    Perawatan kulit leher, hmm aku belum tahu juga. Sepertinya masih banyak ilmu perawatan kulit yang harus dicari nih!

    Like

  4. Bu Sri memang panutan deh. Aku habis jadi orang tua juga menyimpulkan kalau apa-apa soal kesehatan serahkan pada ahlinya saja. Mungkin memang waktunya menyambangi dokter kulit ya. Selama ini kan mikirnya ke dokter kulit cuma kalau busikan aja. Heu. Tapi aku jadi kepikiran, bedanya dokter spesialis kulit sama yang di klinik kecantikan apa ya. Soalnya setau aku yang di klinik kecantikan nggak semua ambil spesialis kulit. Ada juga yang kursus kursus saja. Walaupun basicnya sama-sama dokter sih.

    Like

  5. “Mam kok kamu jadi gitu??” :))) Akupun ngga cocok deh buat DIY masker dkk. Mamah ngga mau ribet. Kayanya sih jaman remaja atau kuliah mau aja, cuma belum kepikiran aja gitu. belum masanya.

    Iya pas anak baru lahir itu ngga kepegang deh mau pakai skincare. Bisa mandi tenang aja Alhamdulillah.

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: