When Pak Kasiman is Around
Ini adalah kali ketiganya Rijik datang ke Priangan untuk mengunjungi kekasihnya, Firja. Dua pertemuan sebelumnya mereka adakan di hotel, namun kali ini mereka memutuskan untuk menghabiskan kebersamaannya di tempat kos Firja di Ladang Benih.
WA Rijik: “Baby, touch down Priangan! I will right away order Grab. Are you ready, love? Put your hottest kinkiest lingerie for me pleaseeee. Once I arrive at your place, we know what to do…”
WA Firja: “Oohhh my perky wild handsome bloke, damn sure Imma ready! But ummm to make our moment not to wait any longer, what if I just get naked from the very beginning. No strings at all. Ihihihiiiy..”
WA Rijik: “Hhmmm, it’ll be wayyyy better. Yumm yummm… :p.“
***
Rijik dan Firja adalah pasangan yang unik karena sama-sama sok enggres. Padahal bule juga bukan. Melainkan bulepotan yang rambutnya sama-sama dicat blonde, biasa dikenal dengan istilah kaum buceri, bule celup sendiri. Begitulah kalau pasangan asal SouthJetown bersatu.
***
Priangan di hari Sabtu sudah pasti macet dan ramai di mana-mana. Hal ini membuat Rijik baru sampai sejam kemudian.
Dengan tegap Rijik berjalan menuju kamar yang sudah diberitahukan arah dan denahnya oleh Firja, lalu terkezut dengan suara yang muncul.
Pak Kasiman: “Hei, siapa ya?”
Rijik: “Selamat siang, Pak. Saya temannya Firja.”
Pak Kasiman: “Neng Firja ya. Tunggu, duduk di sini dulu ya. Bapak panggilkan si Neng.”
Rijik: “Emm gak usah Pak, terima kasih, kami sudah janjian. Saya langsung ke tempatnya saja, Pak.”
Pak Kasiman: “Eh eh eh, coba ditengok dulu noh!”
Sambil menunjuk ke deretan aturan yang ditempel di tembok atas. Salah satunya yang terpampang jelas adalah TAMU LAWAN JENIS TIDAK BOLEH MASUK KAMAR!
***
Whaaaat. Duuhhhh I am not coming hundred miles just for nothing. Ogah rugi lah yawwww. Anying asu dog bit*h anjing betina. Rijik mengumpat-ngumpat dalam hati.
Rijik: “Bbb baiklah, Pak. Saya menunggu di sini saja.”
Pasrah, Rijik duduk di kursi jebol yang ada di ruang depan serta tetap optimis dan berharap Pak Kasiman akan lengah.
WA Rijik: “Baby, waddehel. I’m now sitting down on this jebol chair. Honey, what is jebol in English?”
WA Firja: “Jebol? You can write it as jab-bowl, honey. It’s okay.. Let’s make this word our secret word, nobody can’t understand the meaning. Ihihihiiy, isn’t that romantic, honey?“
WA Rijik: “Wow, I completely agree. You are amazing as always. But love, what should we do?? I’m gonna be high and dry here. We’re supposed to be guling-guling on our body together, baby. Oops, what is guling-guling in English, love?“
WA Firja: “Guling-guling?? Hhmm, rolling-rolling, honey. Just be patient, honey, I have a very very brilliant idea.“
***
Tepat setelah selesai mengetik WA-nya, ada suara Pak Kasiman di depan kamar Firja.
Firja: “Pak Kasiman, itu teman saya mau membantu memasang lampu, Pak. Sudah harus ganti yang baru.”
Pak Kasiman: “Saya juga bisa atuh, Neng. Mana lampunya?”
Firja: “Oh gak usah Pak, karena lampu saya aneh, hanya bisa nyala kalau yang masang warna rambutnya pirang, Pak, seperti saya dan teman saya itu.”
Pak Kasiman: “Ciyus, Neng? Jangan mengada-ngada ya Neng, walaupun saya hanya penjaga kos, tapi saya tidak guobloggg.”
Sh*t, ternyata Pak Kasiman zenius! Batin Firja.
Firja: “Mmma,, maaf, Pak Kasiman.”
Firja pun keluar menuju ruang tunggu. Begitu duduk di kursi sebelah Rijik, Firja melihat Pak Kasiman tetap mengawasi mereka berdua.
Rijik: “God, look at him. As if we’re criminals. Baby, let’s get out of here! I’m gonna book a room at nearest hotel.”
Firja: “Yes, love! Any hotels will do. Don’t let this guy ruin our weekend. Hhhhh.”
Rijik: “Oh no, all rooms are not available! I’ll try the others.”
Beberapa menit kemudian wajah mereka berdua makin terlihat sangat pissed-off karena semua hotel fully booked.
***
Sedang sibuk-sibuknya menggerutu, tetiba Yuni penghuni lantai atas, dengan hanya mengenakan tank top dan hot pant, lewat. Rijik pun tersihir dengan penampakan itu.
Rijik: “Uuu la lala, who dat? The butt is big, round, and kentjang. Also, the milk is perfect! It must be 36C!“
Firja: “Ohh my Gooooodddddd! Are you for real?? You do realize that I am still here, right?!! You don’t have any manners. How come you matanya terbelalak seeing another girl while I’m literally beside you! You as*holeeee!“
Rijik: “Very very sorry, honey. I didn’t mean it. It was just a reflex. Baby, see the bright side, it means I’m a laki-laki tulen, 100 persen, gak akan bengkok sampai kapanpun. So sorry, honey. I won’t do it again.“
Firja: “…….. :(…”
Rijik: “Hey, if this could make you feel better. Her body looks so weird, like a Spanish guitar. Meanwhile, your body is like a flute.”
Firja: “I can’t believe you insulted me like dis!! Okay, I guess this is enough! I’m gonna back to my room. I don’t care what are you gonna do next. You may go back to Jetown or ask Yuni to know her closer, or… hahhhhh I don’t care. F*ck you as*hole!“
Rijik: “So her name is Yuni, baby?“
Firja: “Aaahhhhhhhh you are truly the definition of jacka*s, prick, schmuck, douchebag, son of a bitj!“
***
***
***