Terima kasih! I’m very honored. Truly appreciate it.
***
Ini mah bukan SATU KATA ya ehehehe, ada 8 kata oiyy!
***
Saya gak sengaja nemuin konten pertanyaan itu di Instagram, dan I was like….. freakingly shocked karena elaaah…. relatable sekali dengan situasi saya.
Yang bikin makin kaget dan merasa ‘wah’ adalah mereka-mereka yang menjadikan saya CLOSE FRIEND-nya di Instagram story tuh malah yang gak dekat di real life, yang kalau ketemu tuh cuma nyapa sekedarnya dan basa-basinya gak lebih dari 3 menit.
Tanya kenapa?
***
Membaca isi komentar membantu saya menganalisis kenapa-kenapanya.
Ada yang bilang karena: DIANGGAP AMANAH alias DAPAT DIPERCAYA.
Ada yang berpendapat bahwa itu karena: DINILAI GAK EMBER.
Juga ada yang berkomentar karena: DIANGGAP SEBAGAI ORANG YANG NON-JUDGMENTAL, GAK TOKSIK, dan NETRAL.
***
Hhhmmm, bisa jadi.
Saya memang orangnya gitu sih, gak doyan nge-gosip apalagi ngomongin orang. Dan gak suka juga ngurusin kehidupan orang lain.
Mau orangnya melakukan sesuatu yang dianggap amoral di society, atau tabu; ya monggo, saya gak akan ikut campur, mengkritik, atau scolding. Santuyyy lah.
Terutama kalau yang dilakukannya tidak merugikan kepentingan umum, makin jauh-jauhlah saya dari nyinyirin.
***
Btw saat mau lihat story, ‘lingkaran ijo’ itu sungguh sangat menarik hati untuk dibuka paling awal ahahaha. Penasarannya meningkat kalau ngecek yang sifatnya ‘rahasia’ begini.
Mau tau apa saja story teman-teman yang masukin saya ke list CLOSE FRIEND-nya? Ummm singkatnya,…. memang sesuatu yang bisa dikategorikan ‘aib’ sih. Yang bukan ‘dia banget’ dan 180 derajat dari kesehariannya yang nampak.
They feel safe with me for being themselves.
***
***
***