
Copying LET’S BREAK THE ICE, SHALL WE?
In real life, saya tidak bisa luwes mengobrol dengan orang lain, bukan hanya ke strangers saja, melainkan dengan orang yang sudah saya kenal sekalipun. Yes, you heard me right. So weird ehh. Ehehe.
Jadi kalau ada acara arisan dengan ibu-ibu tetangga atau ngopi cantik dengan para mamah sekolahan anak saya, saya adalah yang paling krik krik krik. Jarang mengajak ngobrol duluan karena sekalinya pernah ngeduluin, jadinya awkward, eerrghh. Selama ini posisi saya di kehidupan per-kumpulkumpul-an adalah merely PENDENGAR, setelah mendengar pun tidak bereaksi yang signifikan. Again, krik krik krik. ..
Someone said that we have to get out of the comfort zone. For years I’ve recognized my problem and still, however I tried, it would end up unexpected. Ahaha. So, ever since, I just embrace whoever I am and accept that maybe that’s what I am.
I truly hope that whoever bump into me, never think that I’m a snob person, pretender or picky dalam berteman. Even, I think I’m the one of a kind in this world who acts like this. Wkwk. Not even single person I know nor a character I’ve watched in scenes yang behavior-nya seperti saya. Huks. Should I sad or … ? But, hey, I’m waayyyy past this issue. I’m a mature woman, so I should act like one.
Apparently I am wayyyy different than my mom. Mamah saya adalah orang paling sociable dan menyenangkan yang pernah saya kenal. Dimanapun berada, dengan siapapun bersua, mamah bisa mingle dengan mudahnya, bahan obrolan dari genre A sampai Z selalu ada stock di otak beliau. Mamahku. Luv muchoo mamah. (ooops, how much I miss her anyway, I’ve never met her since CoVID19 arrived )
Memperkenalkan diri, membuka obrolan, atau menceritakan sesuatu terasa lebih mudah saya tumpahkan melalui tulisan. (Please note that this is a perk of being shy, introverted, quirky, and peculiar human being.)
Okay enough with that dilly dally.
Saya adalah seorang ibu-ibu yang kesehariannya berkutat dengan house chores, my curly boy, diskusi (dan dikuliahi) dengan pak suami mengenai sains, dan (yang paling nikmaaat) me-time. Stay at home dengan ditemani music Lofi sambil membaca atau netflix-ing dengan didampingi coffee hasil pesan dari GoFood, sungguh sudah sangat membuat saya bahagia. Segini saja sudah berasa surga ahaha, apalagi surga sesungguhnya yang dijanjikanNya. Bagaimana indah dan nikmatnya ya…?
Nah inilah salah satu keenakan punya kepribadian seperti saya, di saat wabah virus Corona hadir, yang mengharuskan orang-orang untuk tidak beraktivitas di publik, untuk tetap berada di dalam rumah saja, saya sangaat semangat. Ahaha. Suami saya jadi tertahan untuk tidak mengajak bepergian ke mana-mana atau sekedar membawa kami staycation yang sebelum era Corona beliau sering jadwalkan. (Maafkan saya ya pak suami, actually I don’t feel excited enough to visit some recreational places. Home is a perfect place for my vacation.)
Ummm, what else ya?
Ohhya, saya mempunyai beberapa account di internet:
- Instagram yang berisikan beberapa foto diri, dengan username @uril___ , sangat jarang untuk post foto, karena saya tidak bisa bergaya di depan kamera, tidak terlalu suka difoto, dan pak suami membatasi saya dalam menuliskan informasi pribadi di social media, termasuk nama dan foto anak kami. (Tiga foto anak yang sudah saya post pun dianjurkan untuk dihapus, ummm.)
- Instagram yang berisikan post bebas, dengan username @tyranarplumerose , cukup sering saya akses, karena saya memang berniat untuk rutin posting di account ini. Ohya, isinya tentang review buku, review film, dan pelajaran Bahasa Inggris.
- Youtube dengan nama channel Anak Indonesia Cemerlang, yang isinya tentang belajar Bahasa Inggris.
Okay, I guess this is already sufficient. Words I’ve written above speak louder about ME. Furthermore, more writings to come would describe more about me.