Random · Screen Time

Kompilasi Brilliant (& Amusing) Quotes dari ‘YOU’ Season 3

Kali ini pria tampan nan creepy, Joe Goldberg, bertualang mencari YOU di suatu suburbia (pinggiran kota) yang tidak jauh dari San Fransisco, MADRE LINDA.

MADRE LINDA

Namanya bagus ya! ‘MADRE LINDA’ jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia artinya ‘IBU CANTIK’.

Saya jatuh cinta dengan kota kecil yang indah dan rapih ini.

Kompleks perumahannya bagus, didesain family friendly, bersih, banyak area taman, cafe dengan arsitektur ala Paris yang berderet di jalan utama yang mengingatkan saya dengan jajaran tempat makan keren di PIK.

Mayoritas penduduknya wealthy yang sangat aware dengan wellness, komunitas yoga-mom bertebaran, para althleisure-wearer bersliweran, om-om demen fitness, tante-tante slim, dan padat oleh para milenial tech-savvy yang gaya berpakaiannya santai.

Namun sayangnya ternyata Madre Linda hanyalah fiktif belaka. Tidak ada suburbia dengan nama itu di Amerika. Tapi, tapi…, ternyata, yang plekk persis, ADA! Tempat itu ada di sekitar area Silicon Valley. Dari hasil googling, beberapa tahun terakhir, di daerah California Utara banyak ‘tumbuh’ kota kecil se-type Madre Linda.


Joe Masih Mencari YOU?

Sekarang Joe sudah menikahi Love Quinn, pembunuh cantik yang fashionable; yang dulunya memukau Joe dengan karakter playful dan mandirinya. Namun seketika Joe ilfil setelah tahu bahwa Love orangnya ‘ga beres’, dan membuatnya sadar bahwa dia belum menemukan sosok sang YOU.

Tentu alasan ini cukup menguatkan Joe, yang memiliki mommy issues, untuk kembali berkelana mencari the One-nya, yang seorang ‘figur Ibu’. *kasihan ya sebenarnya, dia jadi berbahaya begini karena tumbuh dalam keluarga yang disfungsional. Ayahnya suka mukulin dia. Mamahnya suka cheating dengan cowok lain, ga bisa stand up melindungi diri dan anaknya saat di-abuse. No wonder anaknya tumbuh sebagai orang lunatic 😔

Satu-satunya hal yang membuat Joe tetap mau bersanding dengan wanita yang jago memasak ini adalah Henry Forty Quinn Goldberg, bayi lucu mereka berdua.


Tempat Baru = Bertemu dengan Orang Baru

Sudah menjadi hal yang inevitable untuk seseorang akan berkenalan dengan orang-orang baru ketika pindah ke tempat baru. Diantara tokoh baru tersebut, akan ada yang menjadi protagonist bagi Joe dan atau Love, dan sebaliknya, akan ada seorang villain bagi Joe dan atau Love.

Natalie Engler, istri bapak Matthew Engler tetangga sebelah, yang cantik dan membuat Joe langsung kesengsem ketika pertama kali melihatnya sedang asyik membaca buku. Diakah sang YOU di season ini? Atau malah akan menjadi korban pembunuhan?

Shery Conrad, seorang momfluencer sukses yang memiliki jutaan pengikut di Instagram, penulis blog yang profesional, dan queen bee di komunitasnya. Meskipun Shery ini orangnya mean, songong, oportunis, tetapi saya mengagumi kerja keras dan kecerdasannya.

Cary Conrad, suami Shery yang juga seperti istrinya, seorang selebgram fitness centang biru. Gaya hidupnya sangat sehat, diet keto, rutin intermittent fasting, dan peminum banyak suplemen. Walaupun tampak narsis, tetapi orangnya baik dan tidak se-shallow penampilannya ehehe.

Marienne, seorang librarian mempesona yang juga bos Joe di perpustakaan tempatnya bekerja. Bookworm yang jago menggambar, sederhana, tidak neko-neko, tapi fun dan adventurous. Atau diakah sang YOU di season ini?

Oh kelupaan. Ada Theo Engler, si bocil anak tiri tetangga sebelah yang naksir Love.

Serta beberapa tokoh lainnya yang berkolaborasi dan melangkapi satu sama lain untuk menjadikan YOU suatu netflix show yang cemerlang.


ACHTUNG!

Masyarakat Madre Linda harus waspada nih dengan penduduk baru ini. Kebanyakan orang pasti tidak menyangka kalau Joe dan Love, pasangan suami istri yang ramah, menyenangkan, dan ‘normal’ ternyata PSIKOPAT. Inilah lesson learned no 1 dari serial ini, JANGAN PERCAYA dengan siapapun meskipun orang tersebut tampak sangat baik.


Joe, THE Peracik Formula KATA

Despite perjuangannya dalam pencarian YOU yang membuatnya banyak melakukan killing spree, pasti setuju kan bahwa Joe ini orangnya cerdas, ‘dalam’, kosakatanya kaya, pandai merangkai kalimat. Kata-kata yang ada di pikirannya dan yang keluar dari mulutnya adalah termasuk yang (saya yakin) banyak yang menunggu, karena brilliant, kadang lucu, dan bisaaa ajaa.

Dan berikut adalah kumpulan quotes Joe Goldberg di ‘YOU’ season 3 yang resmi menjadi favorit saya.

1. “I haven’t always been the best person. But being your dad is changing me.” Joe to Henry.

2. “F*ck f*ck f*ck!”

3. “Marriage is a game. When things are going well, my wife and I are on the same side, an unshakeable team.”

4. “You’re just who you are. You don’t hide or embellish, you own your mistakes, and stand up to the strikes against you.” Joe to Marienne.

5. “I still believe in The One. That the right person is out there for me.”

6. “..’you would never’, that is the kind of mother you are. I would do anything for you. Just ask, just ask me..” Joe to Marienne

7. “Aconite, when injected directly, burns as it moves through the system to the heart. Think less slow paralysis, more total fucking agony.” Joe to Love.

8. “You ‘re whimsical and artsy. You don’t like things that go together too peefectly. You find beauty in the flaws. You’re deep, reverent, rooted.” Joe to Marienne.

9. “You take care of books, art, young minds. But who takes care of you?”

10. “I like following you. You are interesting and unpredictable.”

11. “But if this is my pack, I think I’m meant to be a lone wolf.” Joe towards Cary and friends.

12. “Oh my God! You are alive!”

13. “Is this what it feels to have friends? Fitting in is not always the worst.”

14. “LOVE is my soul mate, mother of my child, love of my life.”

15. “Disney should sue these people.”

16. “Of course it’s Cary. He’s a Cary-sexual.”

17. “I will do anything for you even if I have to walk through fire.”


Quotes Bagus dari Karakter Lain

Selanjutnya, saya juga akan menuliskan quotes favorit dari para karakter lain.

Ada kata-kata yang ‘berisi’ dan penuh pengetahuan dalam hidup berumah tangga dan bersosialisasi, seperti yang dikemukakan oleh therapist pernikahan, Chandra.

1. “Not having friends put you a lot of pressure on a partner. One person cannot fulfill all our needs. It’s crucial to have friends outside a marriage. It takes some of that pressure off.”

2. “The “We” is codependence masquerading as love.”

3. “There’s difference between a REACTION and a RESPONSE. The latter is thoughtful. The former, impulsive.”


Kemudian ada 1 kalimat pendek epic milik Love Quinn, yakni, “I WOLF YOU”.

Ada juga kata bijak yang diucapkan Marienne yang mengena nyess, “If there’s ever, even for a fleeting moment, a tiny voice in your head, and that tiny voice is telling you, ‘I deserve better’, listen to her. That’s your partner, that’s your real true love, and if you betray her long enough, you will lose her.”

Nambah satu lagi, kalimat yang diucapkan oleh salah satu tetangga yang gay, suami Andrew, “So don’t you ever wanna scream and cry and break shit?”


Not to mention, pasangan suami istri seleb sanguinis, The Conrads, pun memiliki beberapa quotes yang quirky dan menarik. Menurut saya, adegan mereka berdua yang saling menguatkan satu sama lain, maniiis sekali.

1. “I loved you in those huge glasses. I’ve loved every version of you, Sherry. Everything I’ve done since the day I laid eyes on you, it was for you.”

2. “Until I met you, I had massive inflamation, undiagnosed lactose intolerance, and I did coke every weekend. I was just powering through until I met you. And I saw, she’s together, she is optimized.”

3. “You’ll be the hottest one-eared bitch in Madre Linda!”

4. “And don’t forget 6% body fat.”

5. “I took a survival medicine seminar with a dude who won season 6 of ALONE.”

6. “Faith over fear. It is time to check out so we can check in. Let’s hydrate, we’re gonna do some sweating boys.”

7. “Embrace your inner beasts!”

8. “I’m a feminist who grazed you.”

9. “Of course I’m alive. Been taking gluthatione for a decade.”

10. “You’re the best dad to the best kids.”

11. “I fell for sweet and brave, slay-any-dragon, smart-enough-to-know-that-I’m-smarter but-you-don’t-mind-that.”


Percayalah, sebenarnya lebih banyak dari ini, tetapi  saya hanya menuliskan yang memorable buat saya. Btw, you may share yours in the comment section below.

Random · Screen Time

Alasan Kenapa ‘My Name’ Layak Menjadi THE BEST Korean Female Cop Show

Sejak tayang perdana di Netflix pada hari Jumat tanggal 15 Oktober, per hari ini, Senin 18 Oktober, ‘My Name’ sudah menempati posisi nomor 2 di Netflix Indonesia. WOW!

Percayalah, drakor bergenre crime satu ini memang se-B.A.G.U.S-itu. *acung jempol.

‘My Name’ menceritakan sosok wanita seteronggg Song Jiwoo yang mendedikasikan sisa hidupnya untuk membalas dendam kematian sang ayahanda tercinta, yang selanjutnya akan mengganti identitasnya dengan nama baru, Oh Hye Jin. Hhmmm so dark, folks…

Dalam prosesnya menggolkan tujuannya, Jiwoo berkenalan dengan dunia gangster yang penuh kekerasan, kemewahan, dan kekerenan (ya secara mereka memakai baju dan aksesoris desainer kelas atas bok!).

Di dunia hitam inilah, Jiwoo bertemu dengan Choi Mujin, om-om 50 tahun-an yang cool, good looking, dan cowok bangeeeet. Yang sekaligus ketua gang Dongcheon dan sahabat baik almarhum ayahnya. Drug lord kejam dan berkharisma inilah yang membantunya menjalankan misi balas dendamnya.

Segala cara Jiwoo lakukan untuk mencari pembunuh ayahnya termasuk memanfaatkan waktu dan energinya untuk bersekolah di akademi kepolisian dan berhasil menjadi seorang polisi di bagian narkotika. Bisa ditebak, dia menjadi mole (mata-mata) untuk Choi Mujin. Beberapa kali aksi penangkapan gang Dongcheon gagal karena ‘jasa’ Jiwoo.

Menonton seorang wanita yang kehidupannya kelam dan menyedihkan membuat saya dapat memaklumi pilihannya untuk berada di sisi yang buruk. Kadang, begitulah hidup, kita tidak berada di area hitam atau putih, melainkan abu-abu.

Sepanjang adegan, saya berharap dia tidak pernah ketahuan oleh teman-teman polisinya bahwa dialah seorang mole di dalam kepolisian. Saya juga malah kesal dengan para anggota kepolisian yang curiga dan ‘mencecarnya’.

Wkwkwk, lucu ya, padahal kalau ada film pengkhianatan di dalam badan suatu tim polisi, saya pasti tidak sabaran dan gemas sekali ingin mengetahui siapakah sang mata-matanya, dan akan sangat merasa puas ketika melihatnya ketahuan dan dihukum.

Saya menyelesaikan drama ini dalam waktu 2 hari saja! Se-nagih itu! Menurut saya, dari banyak elemen, drakor ‘My Name’ pantas menjadi Drama Polisi Wanita Korea Terbaik. Elemen-elemen tersebut adalah:

  1. Episode yang singkat
  2. Para pemeran yang berakting all out
  3. Unsur cinematic
  4. Koreografinya wow
  5. Makeup artist yang handal
  6. Keberadaan sidekick yang berkarakter kuat
  7. (dan pastinya) Jalan ceritanya

1. Episode yang Tidak Bertele-tele

Berbeda dengan kebanyakan drama Korea yang terdiri atas 16 episode yang berdurasi 1 jam lebih per episodenya. ‘My Name’ hanya berjumlah 8 episode dan berdurasi 40-50 menit-an per episodenya. Singkat, padat, dan tidak bertele-tele, seperti TV shows Amerika dan Eropa pada umumnya. Waktu saya jadi tidak banyak terbuang untuk sebuah hiburan.


2. Para Pemeran ‘Berkelas’

Standing applause buat pemeran utama Han So Hee! Aktingnya luar biasa dan (hampir) flawless. Beliau bisa membawakan peran ini dengan sangat mendetail dan mendalaminya sedemikian rupa sampai-sampai figur Da Kyung (dalam drakor ‘The World of The Married’) dalam dirinya hilang tanpa jejak. Saya juga benar-benar lupa bahwa beliau pernah memerankan seorang wanita yang sangat butuh empowerment seperti Yu Nabi (dalam drakor ‘Nevertheless’). Inilah definisi seorang aktris berbakat.

Gaya berpakaian ala swag-nya sebagai Song Jiwoo dan Oh Hye Jin sangat total, pun terlihat tidak kagok saat mengendarai motor cowok. Ekspresinya sangat mengena, menunjukkan bahwa kehidupannya berat, penuh struggle, ‘dingin’, dan badass. Cara bertarungnya sangat presisi dan ‘artistik’, kelihatan banget bahwa beliau benar-benar berlatih secara total demi menjalankan karakternya.

Dari semua drakor tentang polisi wanita yang pernah saya tonton, mereka semua terlihat fake dan terkesan ‘takut jelek’. Bayangkan! Lipstick, alis, dan blush on mereka tetap paripurna dan tidak belepotan meskipun lari-lari ngos-ngosan mengejar penjahat. Tatanan rambut mereka masih sleek dan tidak berantakan. Pakai sepatu heel pula saat tugas lapangan. Eerrrrr…

Berbeda 180 derajat dengan Han So Hee. Tampak jelas wajahnya tanpa polesan makeup, bibirnya kering yang kadang pecah-pecah, kuku-kukunya tidak manikuran apalagi berkutek, hanya menggunakan sepatu low sneakers yang realistis untuk mengejar penjahat. Benar-benar menunjukkan karakter Jiwoo/ Hye Jin yang sedang fokus bekerja.

Kapten Cha Giho yang terobsesi dengan Choi Mujin; Do Gangjae, mantan anggota gang Dongcheon yang ‘sakit hati’ dan bertransformasi menjadi orang yang mengerikan; Taeju, orang no 2 di Dongcheon, sekaligus loyalist Choi Mujin yang poker face dan waspada; serta Jeon Pildo dan rekan-rekan jajaran kepolisisan yang jujur dan setia dengan kaptennya.

Bukan hanya sang pemeran utama yang aktingnya superb, para pemeran lain pun membawakan karakternya dengan mantabb. Bahkan sekelas Mango penjahat ‘kecil’ yang karakternya sok yess dan kleminthi, mampu menghayati ekspresinya ketika telinganya disulut rokok oleh bos-nya. Ibu-ibu tua penjual kedai langganan para gangster juga terlihat alami, hingga para tukang pukulnya pun berakting dengan profesional.

Tak ketinggalan, kumpulan anak SMA bully di kelas Jiwoo juga tampil mengesankan (dan mengesalkan).


3. Cinematic ‘Kelas Dunia’

Cinematic-nya tidak kalah dengan Hollywood. Pengambilan gambarnya memanjakan mata. Adegan ketika Jiwoo/ Hye Jin dan Jeon Pil Do sedang duduk bersama di dalam apartemen sambil melihat hujan salju yang terlihat dari jendela. Lalu adegan saat Jiwoo sedang berada di kuburan yang disertai turunnya hujan,… ahhh harus melihat sendiri untuk mengaguminya karena saya tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk mewakili ke-awe-annya.


4. Good Fight Scene Choreography

Bukan hanya sang pemeran utamanya yang berantemnya memukau, tapi masih belum bisa mengalahkan koreografinya ‘The Raid’ sih. Ehehe.

Setiap karakter yang sedang berantem, terutama para bapak-bapak dan mas-mas dedengkot gangster, jago banget. Tentu gerakan bertarung mereka yang apik tidak lepas dari jasa koreografer. Salut.


5. Makeup Artist dan Ahli Tata yang Handal

Saya suka tepok jidat dengan darah hasil tusukan dan tembakan yang dipertontonkan di banyak drakor; darahnya tidak sesuai dengan pola cipratan yang seharusnya, warnanya juga kurang tepat, pun dengan luka-lukanya yang hanya ‘ditempel’ begitu saja.

Sedangkan ‘My Name’, saya ternganga dibuatnya. Tingkat ketepatannya sudah selevel Hollywood. Detail banget. Kalau jatuh dari ketinggian sekian, akan berbaring dengan posisi yang demikian. Luka di wajah, goresan dan sayatan di kulit; bisa direpresentasikan sangat mendetail yang tidak terlihat seperti ‘tempelan’ belaka. Super keren.

Pemilihan outfit yang dikenakan para pemain serta gaya dandanan masing-masing karakter juga sejalan dengan rangkaian adegan.

Kerapihan dan elegance gang Dongcheon yang ditunjukkan dengan suit and tie.

Ke-psikotik-an Do Gangjae bersama anak buahnya yang brutal ditunjukkan dengan memakai baju bebas penuh ekspresi dan memakai masker kain yang menutup hidung dan mulutnya untuk tambahan aksesorisnya. Serta, tak lupa, machete di tangan masing-masing.


6. Sidekick yang OKE

Yang Maha Kuasa pasti menurunkan pendamping untuk seseorang yang sedang berjuang. Seperti Moses dengan Aaron-nya; Sherlock Holmes dengan Watson-nya; Batman dengan Robin-nya; Han Solo dengan Chewbacca-nya;….

Sidekick Jiwoo adalah Jeon Pildo, rekan polisinya yang awalnya cuek tapi lama-lama mempunyai rasa yang terus berkembang untuknya. Bisa dibilang Jeon Pildo adalah pria terbaik yang ‘mampir’ dalam perjalanan hidupnya.

Dengan Pildo lah, Jiwoo bisa melepas kelamnya episode kehidupannya. Bukan hanya kesedihan mendalam yang disebabkan oleh kematian ayahnya yang mati dibunuh dengan kejam di depan matanya, tetapi juga kisah di mana teman-teman sekolahnya membulinya; pernah hampir diperkosa oleh para lelaki brengsek; berdarah-darah dalam bertarung.

Pildo lah yang mampu melelehkan dinginnya Jiwoo; meredam kemarahan dahsyatnya; membimbingnya untuk kembali menjadi manusia dan bukan ‘monster’; menenangkannya dengan sentuhan dan pelukan; melindunginya dengan sigap tindakan tanpa banyak omong.

Yang dilakukan pria ‘lurus’ ini terhadap Jiwoo seakan mewakili keinginan saya untuk reach out ke Jiwoo yang sedang rapuh. Tanpa ragu dia menawarkan dirinya untuk menemaninya menghadapi hidupnya yang ‘berat’.

“Don’t struggle alone anymore. You can lean on me anytime.”

“It will be very hard. Don’t worry. Whatever you go through, I’ll be by your side.”

Trenyuh dan terharu mendengar Pildo mengatakannya. Interaksi mereka berdua berlanjut ke hubungan romantis. Jiwoo pun merasa mendapat ‘suntikan sanity‘ dengan keberadaan Pildo.

Banyak hal baik yang dikemukakan Pildo untuk Jiwoo, termasuk dengan mengingatkan bahwa ayahnya rela berkorban bertugas sebagai undercover di komunitas gang selama bertahun-tahun dan mengganti identitasnya, untuk menangkap seorang penjahat besar. Tekad baja untuk membunuh pembunuh ayahnya yang sudah tumbuh bertahun-tahun dalam dirinya, perlahan menghilang dan mengubah haluannya untuk menghukum si pembunuh dengan cara yang benar dan prosedural. Tepat seperti yang sang ayah lakukan dan bukan ala vigilante.


7. Jalan Cerita

Komponen utama suatu film tentu adalah jalan ceritanya. Somehow arah ‘My Name’ sudah dengan mudah saya tebak alur ceritanya. Sangat jelas bakal seperti apa, saya pun sudah bisa mengetahui siapa pembunuh ayahnya.

Namun tidak perlu khawatir karena alur dan detailnya banyak yang twist kok. Banyak hal-hal yang disayangkan untuk dilewatkan. Kisah per kisahnya disajikan dengan menarik, bersiaplah merinding dengan kebrutalan para gangster dan deg-degan ketika ada pengkhianatan dalam suatu gang.

Sambil mengelus dada, membatin, “Nyawa manusia segitu tak ada harganya kah? Bunuh sana bunuh sini, siksa sana siksa sini….”


Baiklah, tunggu apalagi, segera pantengin ‘My Name’ di Netflix untuk meraih moviegasm setelah menontonnya! Happy watching!