Body, Mind, Soul · Social Observation · Tantangan MGN

Wanita: Wani Ditata dan Wani Menata

We hug and yes we make love, we cuddle, can you kiss me more... We’re so young, boy, we aint got nothing to lose.. oh…oh.. (Kita berpelukan, kita bercinta, kita guling-gulingan, cium lagi atuh… Kita masih muda, Ayang, gak akan rugi kok oh..oh..)

(Lirik lagu Doja Cat “Kiss Me More”)

***

Wahai para pemudi yang sedang di fase meraih cita-cita, berhati-hatilah dengan nasehat menyesatkan di atas!

Doja Cat mendorong anak muda untuk bersenang-senang maksimal, mengeksplorasi berbagai hal dalam mencinta lelaki. Mengiyakan ajakan untuk berduaan di OYO, misalnya.

Ditilik dari segala sudut pandang manapun, perempuan lah yang RUGI BESAR dalam kasus ini. Terbayang dosa, pikiran jernih terganggu. Apalagi jika sampai hamil; mengecewakan orang tua, dijulidin tetangga, bubye body goal,… seketika madesu (masa depan suram).

Wahai para perempuan muda yang lagi berproses menggapai impian, demi perjalanan hidup yang (relatif) sentosa, tancapkan rumus kebalikan PakPres.. ehh.. Doja Cat “Semalaman bareng Ayang di OYO MENGHANCURKAN MASA DEPAN!”.

Masa muda adalah era keemasan untuk memperjuangkan harapan. Salah melangkah, salah mengambil keputusan, harapan tinggalah harapan.

Pada umumnya perempuan lebih mengedepankan perasaan daripada rasionalitas, mudah terbuai love bombs dan rayuan gombal. Sehingga perlu berpikir panjang dan berprinsip “too much love will kill you“. Karena kadang saking cintanya, tahi kucing pun rasa coklat.

Sedangkan si Ayang, tidak ada ‘bekas-bekas maksiat’ yang tampak. Ibaratnya jadi pria brengsek pun tetap bebas melenggang kangkung, as if nothing happened. Semudah itukah menjadi laki-laki?

***

WANITA memiliki makna “wani ditata”, kata dalam bahasa Jawa yang artinya berani diatur. Menjadi perempuan itu memang sulit.

Ketika ingin punya anak, wanitalah yang capek hamil. Fisik melemah, moody, badan mengembang. Jerawat membludak, rambut rontok; tapi diobati gak boleh. Sungguh sulit untuk se-glowing Nikita Willy kala hamil.

Ketika menoreh prestasi, kadang seorang perempuan diingat sebagai “istrinya Pak Fulan”. Warga lebih mengenal nama Bu Bandi, daripada nama aslinya, Bu Dewi.

Ketika ada kasus perselingkuhan, semua mata akan tertuju pada si perempuan lain, ‘pelakor’ istilah kekiniannya. Semua akan mencaci dan menghujatnya. Perempuan lebih ‘lezat dilahap’ sebagai sasaran makian. Sedangkan profil si suami nackal, si bapack mezzum; kalah trending. Enak ya lakik.

***

Wanita dijajah pria sejak dulu… Namun ada kala pria tak berdaya, tekuk lutut di sudut kerling wanita. (Lirik lagu “Sabda Alam”)

Buah pikiran Ismail Marzuki yang visioner di tahun 1956 nan tak lekang oleh waktu. Karyanya mencerminkan peran gender tradisional yang sudah tertanam dalam masyarakat, pria dianggap sebagai sosok dominan dan wanita dianggap lemah. Namun beliau juga menunjukkan bahwa peran gender ini bisa berubah sesuai dengan keadaan, pria adakalanya menjadi rentan terhadap daya pikat wanita.

Ibu suri di era kerajaan Tiongkok kuno punya pengaruh politik yg tinggi dan dampak pskiologis yang signifikan terhadap sang raja. Cleopatra, Oprah Winfrey, Ibu Mega uups.. para lady boss yang para pria pun enggan untuk tidak menuruti titahnya. Mereka adalah wanita yang kuat, berani, dan skillful.

Indeed, sudah banyak sekali contohnya di sekitar kita. Who runs the world? Girl!

***

Terlahir sebagai perempuan jelas bukanlah kutukan, sebaliknya, merupakan anugerah. Bersyukur kita tidak tinggal di jaman jahiliyah di mana penduduknya semena-mena playing God membunuh para bayi wanita. Semua dikaruniai plus minus, tergantung bagaimana memandangnya karena minus pun bisa menjadi plus tatkala dimanfaatkan optimal.

Mamah pasti kaget dengan jumlah pria yang menginginkan keelokan wanita. Bukan, bukan dalam rangka terpesona secara visual. Melainkan INGIN menjadi seperti wanita, terlepas dari jumlah kromosom X ekstra, 47XXY atau 48XXXY. Mungkin tidak sampai operasi kelamin, tapi membuat akun sosial media dengan meletakkan template wajahnya pada aplikasi AI, lalu mengubah fotonya menjadi perempuan. Mereka bangga dengan eksistensi dirinya yang jelita di dunia tipu-tipu.

Wanita punya ‘senjata’ air mata yang bisa meluluhkan pria. Rengekan minta dibelikan tas branded bisa mendorong suami nekat korupsi. Bujukan Hawa kepada Adam membuat mereka terusir dari surga. Kalah dengan permintaan Marie Antoinette, Raja Louis XVI dihukum mati dengan guillotine.

Perempuan juga memiliki ‘senjata’ kelembutan, yang kehadirannya melemaskan ketegangan dan mencairkan suasana. Dalam dunia kerja, tender-tender dan target penjualan sales lebih banyak gol ketika ditangani wanita.

Demikianlah, WANITA bukan hanya wani ditata, tapi juga wani menata.

***

Perempuan memiliki caranya masing-masing dalam menaklukkan tantangan dan melakukan aksi (yang mungkin) inspiratif. Delapan diantaranya adalah sebagai berikut (yang singkatannya sengaja dirahasiakan penulis🤫):

1. PEREMPUAN IPFL

Kalau kata netizen, perempuan IPFL rajin berbuat kebajikan sehingga beruntung. Dia diterima di perusahaan internasional gaji 2 digit, meskipun requirement-nya di bawah para pelamar lainnya (laki-laki) karena perusahaan tersebut menerapkan rekrutmen berbasis keragaman (diversity hire). Wanita mandiri independen auto tersematkan.

***

2. PEREMPUAN DPMK

Ialah golongan ras terkuat di muka bumi: EMAK-EMAK. Mereka ‘membentengi diri’ dengan ekspresi muka jutek, judes, suara yang membentak-bentak, dominan terhadap lawan jenis. Apakah karena punya dendam kesumat pada kaum misoginis?

Seringkali para suami mereka tergabung dalam ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). Mereka juga mengklaim bahwa “woman is always right” apapun alasannya. Maka, pria pun segan untuk berdebat ketika emak-emak belok kanan tapi sein kiri.

***

3. PEREMPUAN IPMK

Ialah perempuan yang menggunakan appeal kewanitaannya untuk menaklukkan pria dan memperoleh banyak benefit, seperti pemeran film dewasa Maria Ozawa dan penari eksotis yang juga mata-mata Mata Hari. Pria menganggap wanita seperti ini bodoh, shallow, dan hanyalah onggokan daging.

Tapi mereka mampu membuat para pria rela mengeluarkan waktu, pikiran, energi, dan uangnya. Jadi siapa yg bodoh dan shallow?

***

4. PEREMPUAN DNFK

CONSENT. Kata ini selalu ada dalam kamusnya. Meskipun sudah menikah, mereka menuntut suaminya untuk minta izin dulu dalam berbagai aktivitas, termasuk ketika mau berhubungan. Jika berani melanggar, mereka tidak ragu untuk melaporkan suaminya ke polisi dengan dasar UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Berencana punya anak juga wajib meminta consent-nya. “Ini adalah badanku, ini adalah diriku, eksistensiku bukan milik suamiku.”

***

5. PEREMPUAN DNFL

Dia berkarir sekaligus mengurus rumah tangga. Walaupun gajinya setara dengan suaminya, bahkan lebih tinggi, dia menyadari bahwa dirinya lemah dan sangat bergantung dengan suami. Tidak kuat mengangkat galon, tidak berani berhadapan dengan tikus, tidak bisa membetulkan televisi rusak atau wifi error. Dan dia juga gak mau bobok sendirian.

***

6. PEREMPUAN INFL

Wanita yang fokus membuktikan diri. Dia terpecut karena ungkapan meremehkan dari kalangan pria. “Mana ada cewek seksi paham kuantum fisika! Aku yakin ini pasti cowok yang pakai foto AI cewek.”

***

7. PEREMPUAN INFK

Wanita yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi meskipun tidak masuk standar kecantikan yang dipuja kaum adam. Dia tidak tertarik dengan iklan suntik putih dan produk pembesar payudara yang bersliweran. No man no cry! Pendapat laki-laki gak penting baginya.

Tapi justru dengan demikian, tingkat atraktifnya meningkat berlipat. Seumur hidupnya, perempuan ini tahu apa yang dia mau. Epitom panutan sesama wanita dalam hal fisik.

***

8. PEREMPUAN DPFL

Di tengah menggemanya independent woman, ternyata masih banyak perempuan yang memilih untuk dependant.

“Aku capek kerja. Kapan jodohku datang? Pengen jadi istri orang, biar bisa rebahan di rumah saja. Ada yang melindungiku, ada yang menafkahiku, ada yang ngopeni aku…”

***

Sebuah tulisan untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog Juni 2024 “Perempuan: Tantangan dan Inspirasi”.

11 thoughts on “Wanita: Wani Ditata dan Wani Menata

    1. Itu kalimat Pak Suami saya tuh Mba, saat melihat akun sosial media perempuan yang paham Fisika tingkat advance.

      Saya kaget dengerin celetukan beliau 😂 seolah gak percaya kalau wanita juga bisa banyak hal.

      Like

  1. Ga tahu singkatan Perempuan DPFL, yg capek kerja, mau jadi istri, biar rebahan, biar diopeni.

    Sejatinya si “biar…biar” itu dia jadinya kerja juga loh…wkwkwk. Kan kudu masak, nyuci, ngepel, mandiin anak, bikinin sarapan suami…

    (Hani)

    Like

Leave a comment