Horoskop Zodiak Bulanan

Madam Soothsayer’s Astrology Prognostication of May 2024

Hello hola privet namaste moshimoshi…

Bagaimana bulan Mei-nya so far, Mamahs? Masalah, ketidaknyamanan, tantangan, hambatan, mungkin saja ada; tapi semoga optimis senantiasa ya, yakinlah semua ada solusinya, atau bisa juga Mamah mencoba untuk melihatnya dari POV lain. Seringkali yang gak enak bisa jadi enak tergantung bagaimana kita memandangnya. Blessing in disguise ceunah. Tetap cumungudhh yeaa buat kita semua.

Madam sedang terbengong-bengong merenungi banyak Mamahs di sekeliling Madam yang super sekali. Bisa aktif sebagai Ibu Rumah Tangga ngopeni Pak Suami dan putra putrinya, sekaligus mengurus sebuah pekerjaan, karir, atau cause. Lah, Madam anak satu saja, ngerasa sehari itu adaaa saja kerjaan. Ah luar biasa sekali para Mamahs itu. Menyalaa Mamahs.

Karena sama-sama seorang Mamah, Madam memahami pentingnya sebuah me time. Biar tetep sane ya Mah ngadepin keseharian.

CAPRICORN

The Idea of You” patut dimasukkin to-watch-list buat me time nih Mah Capricorn. Yang maen Anne Hathaway dan adik-adik berondong British nan kinyis-kinyis Nicholas Galitzine.

Filmnya bikin hati gembira dan senyam senyum sendiri, Mah. Bahkan beberapa Mamahs 40-an tahun mengaku terbersit untuk punya pengalaman bersama berondong 20-an. Ealaah. Kalau cuman fantasi ya gapapa Mah, asal jangan dijadikan kenyataan ya Mah.

Kecuali single mom, ya silahkan. 🥰

AQUARIUS

Mamah Aquarius yang demen bertualang dengan banyak hal, kayaknya cocok nih nontonBaby Reindeer“. Well ini bukan film untuk semua orang karena it could hit you mentally…like, soooo hard. Menontonnya membuat hati dan emosi gak kuat, tapi enggan untuk berhenti. Bikin kesel ke Donny Dunn yang rapuh dan bodoh dan fragile, tapi sekaligus kasihan dan pengen memeluknya. Aduh kasihan bener deh nih orang. Ya nasib. 🥹

Dalam hidup, penting banget untuk punya support system yang peduli. Ayok sama-sama kita menjadi bagian dari support system seseorang. Rangkullah kalau keluarga kita atau orang di sekitar kita terlihat struggle dengan sesuatu. Semoga pahala amal jariyah menanti. 🤲🏻

PISCES

Relate banget deh sama Mamah Pisces yang bertanya-tanya kenapa sih para pemberontak sebuah pemerintahan yang semena-mena, giliran berhasil menduduki pucuk pimpinan, ternyata sami aji. Gak jauh beda, malah kadang lebih jahat ya. Gambaran yang dipertunjukkan di film “Dune” dan “Hunger Games” ada benernya juga di beberapa negara.

Ahh auto berdoa agar anak cucu kita dijauhkan dari perbuatan keji demikian ya.

ARIES

Mamah Aries memang tak diragukan lagi. seorang devoted parent. Jadi me time-nya, selalu involve kehadiran buah hati. Gak bisa tenang kalau bener-bener sendirian. Bowling asik lho Mah buat me time yang kudu kumpul satu pasukan (family).

TAURUS

Saatnya beli bajuuu. Mau tahu rahasia endak, Mamah Taurus?? Sini yok maen-maen ke Kazakhstan. Baju-bajunya omo omo, uwapik apik tenan dan kebanyakan Made In Turkey. Bosen kan di Indonesia, isinya baju-baju Made In China semua. Percayalah, selera orang-orang Turki top notch, Mahs.

Dah disimpan dulu saja uangnya ya, nanti kalau sudah cukup buat transport dan lain sebagainya, segera terbanglah ke Kazakhstan. See you, Mah, ku akan menemanimu belanja baju di sini.

GEMINI

Ini dia Mamah Gemini, favoritnya Madam. Kita bisa jadi partner in crime, Mahs. Yasss. Tapi pliss bukan crime yang sifatnya kriminal dan melanggar hukum ya, melainkan crime yang artinya full of fun. Madam tahu betul di balik kepolosan Mamah Gemini, tersimpan to-do-list yang ohh so wild. Tak apa, Mah, sesekali keluarkan jiwa mudamu. Stay hip, cool, and filled with L.I.F.E. Jadi, mau ngapain kita?

CANCER

Mamah Cancer, waktunya sit back, relax, dan enjoy your movie. Nih Madam pilihin film yang dijamin Mamah Cancer demen bener, saking engaged-nya, sampai lupa kalau harus back to reality sebagai Ibu yang dicari anak-anak.

“Mr & Mrs Smith” uuhh oohh full pack of action, tapi ada nakal-nakalnya, kinky-kinky-nya gitu. Persis sama fantasi Madam jaman dulu. Ihihihiiiy. Pasangan yang harus berpura-pura jadi suami istri dalam menjalankan misi dari atasannya. Tahu sendiri lah, apa yang akan terjadi jika lawan jenis berdua-duaan dalam waktu yang lama. Yap! Iblis hadir diantara mereka.

Jangan lupa pasang alarm ya Mah! Ingat, me-time-nya jangan kelamaan ceunah.

LEO

Tak ada yang berani mengusik jadwal memanjakan diri Mamah Leo. Kali ini, cobain reservasi Korean Head Spa, Mah! Oh my God, mencicip surga secuil nih Mah. Kepala kita dipijit-pijit dan sekalian dikeramas selama hampir 1 jam. Pusat segala yang terjadi dengan tubuh kita ada di saraf pusat, di otak; nah dengan pijit kepala, Mamah akan dibikin super enaaak.

Yes Mah, S*X is overrated dibandingkan sama yang ini!

VIRGO

Mamah Virgo selalu ingin semuanya di bawah pengendaliannya. Mode-nya selalu ON DUTY. Well, Mah, untungnya di sekeliling Mamah banyak yang bersyukur dengan kehadiran dirimu. Malah keenakan deh kayaknya mereka tuh heuheuheu.. Tapi gapapa lah ya, yang penting everybody’s happy. Tul kan.

LIBRA

Ada serial terbarunya Harlan Coben, Mah! Judulnya “SHELTER”. Setelah “Stay Close”, “The Stranger”, “Safe”, “The Woods”, dan “Hold Tight”; yang mana plotnya selalu mirip-mirip. Ada bunuh-bunuhan yang melibatkan masa lalu, kemudian ada yang punya affair diantara pertemanan mereka, dan pasti pembunuhnya yang tidak disangka-sangka.

Nah clue ini nih malah yang bisa membuat penikmat filmnya mampu menebak siapakah pembunuhnya. Heuheuheu.

Selamat menonton, Mamah Libra!

SCORPIO

Di saat yang lain tersedu-sedu dengan DraKor “Queen of Tears”, Mamah Scorpio tetap tak bergeming. Begitulah Mamah Scorpio, memiliki pendirian dan antimainstream yah Bund.

SAGITARIUS

Nyetok suplemen kolagen, boleh banget Mah! Biar makin syantiik dan kulit kenyal elastis tebal selalu. Tapi kalau Mamah mau riweh-riweh, bikin aja sendiri sup ceker ayam, kaldunya mengandung kolagen yang melimpah.

***

***

***

Social Observation

How Far KZ Changes You

Waktu itu ada reels menarik yang lewat di beranda Instagram. Tentang orang Indonesia yang tinggal di Korea Selatan, dan menampilkan beberapa hal bagaimana perubahan yang dialaminya setelah lama menjadi warga di negara tersebut.

Memikirkannya membuatku tergelitik. Aku pun merasa ada influence bagaimana KZ mengubahku, baik pola pikir maupun penampilan. Pengen deh bikin reels mengenai ini.

1. Bubye rambut pendek. Di sini (hampir) semua perempuannya berambut panjang, panjangnya gak umum, sepinggang bok! Mungkin aku gak akan manjangin rambut sampai sepanjang itu, tapi yang pasti aku bertekad bulat untuk memanjangkan rambut.

2. Pakai sunglasses ke mana-mana.

Di Indonesia, aku jaraaaang banget pakai kacamata hitam. Ngerasanya kayak dianggap lebay aja gitu wkwkwk. Soalnya aku sering mengamati, di Indonesia tuh kalau ada orang jalan-jalan pakai sunglasses, beberapa orang masih terlihat ngelihatin dengan ‘aneh’.

Sedangkan di KZ; pagi hari, sore hari, dan di indoor pun tetap pakai. Bahkan saat musim dingin awal-awal kedatanganku, padahal bersalju lho, aku heran kok orang-orang banyak yang pakai sunglasses. Ternyata memang demi melindungi mata dari UV. Well let’s say, mereka lebih aware dengan kesehatan indra penglihatannya. Sunglasses bukan lagi perkara gaya-gayaan, melainkan kebutuhan.

Nanti ketika kembali ke tanah air, aku akan tetap meneruskan kebiasaan ini.

3. Tidak takut panas.

Walaupun pada pakai kacamata hitam ke mana-mana, namun mereka tidak takut panas uyyy. Sampai detik ini, terpantau belum nemu satupun orang yang jalan sambil pakai payung dan atribut lengkap a la orang Indonesia yang takut panas ehehe. *melirik ke diri sendiri.

Pembelaanku, tidak ada yang salah kok dengan takut panas. Aku rada shock dengan kebiasaan mereka yang ini. Sama sekali gak takut dengan matahari.

***

Sayangnya, ini gak mengubahku wkwkwk. Aku tetap berusaha menghindari panas berlama-lama. Saat tengah hari, aku akan memilih naik taxi atau pakai baju yang tertutup dan pakai topi atau payung. Biarlah aku dianggap aneh oleh warga sekitar. Ehehe. Semoga mereka maklum yah.

4. No whitening product.

Betul sekali, sodara-sodara! Di sini orang-orang gak terobsesi dengan kulit putih! Tidak ada produk skin care dan body care yang menggembar-gemborkan produk pemutih.

“Wajar lah mereka sudah putih banget gitu.”

Sepertinya ini bukan alasan yang tepat.

Coba kita tengok negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea Selatan, dan China. Kulit mereka sudah putih tapi takut panas, takut matahari, dan terobsesi dengan kulit yang makin putih.

Kazakhstan memang beda. Kalau kuamati, mereka tuh gak nyadar kalau mereka tuh secakep itu ehehe. Jadi kayak cuek aja gitu dengan penampilan. Eh atau jangan-jangan kebalikannya ya. Mereka sadar bahwa mereka sudah secantik itu, makanya gak perlu effort lebih buat merawat diri. Hmmmm

***

Lagi-lagi yang ini, aku gak terlalu ngikutin sih, ehehe. Ku masih pengen punya warna kulit yang senantiasa bright. Jadi masih fokus dengan ingredient yang punya fungsi brightening.

***

Jadi, how far KZ changes you, Uril? Gak jauh-jauh amat adalah jawabanku…

***

***

***

Body, Mind, Soul

MEI (be not mei be yes)

Zdravstvuyte…

Kak dela? Hopefully koroshyo i otlichniy i zdorovvy svegda.

Ehehe, flexing dulu atuh. Sekarang sudah bisa bahasa Rusia uyyy, alhamdulillah, meskipun masih basic sehari-hari tapi cukup lah untuk conversation dengan warga lokal sekitar. Semoga makin meningkat terus ya kemampuan berbahasa Rusia-ku. Salah satu keinginanku sekarang adalah bisa ngobrol ngalor ngidul casually dengan native di sini. Semoga tercapai ya… Aamiin.

Sudah 2 bulan aku tinggal di negara ini, dan masih saja selalu ternganga dengan para manusia di sini. Ya Allah orang kok cakep-cakep banget ya. Kadang ku merenung, apakah aku sekarang sudah di surga? Aku dikelilingi oleh makhluk surgawi begini.

***

Mamahku selalu berpesan agar senantiasa bersyukur di mana pun berada dan bagaimanapun situasinya, karena hidup akan terasa sangat nikmat.

Dan percayalah, itu semua benar adanya. Aku bingung mau mendeskripsikannya melalui rangkaian kata. Umm pokoknya you will feel it once you realize it. Masing-masing orang akan mendapatkan kosakatanya sendiri.

***

“Sampai kapan di sana, Ril?”

Beberapa kawan bertanya. “Aku gak tahu bakal berapa lama di sini. Ku pasrah mengikuti ke mana takdir akan membawaku.”

Yang penting, enjoy the moment. Mindful setiap detiknya.

***

Umm mau ngeluh apa ya eheheOhya, jam sholat Isya! Wadaww makin ke sini makin mundur terus, wahai sodara-sodara. Jam setengah sebelas malam! Jam segitu sudah kuanggap sangat malam, karena aku terbiasa bobok jam 9 malam.

Dulu aku selalu tidur sebelum suamiku. Sekarang kebalikannya, dia yang sudah tidur duluan, dan aku belakangan. Ehehe.

Tapi gapapa, dinikmati saja kondisi ini. Bisa menjadi pengalaman berharga dalam hidupku.

***

Curhat mulu ya di blog heuheuheu.

Again, gapapa lah, yang penting kan bukan hal yang sangat private. Masih normal untuk kebaca orang lain.

Eh sudah adzan Isya’. Baiklah, aku mau sholat dulu, lalu tiduuuur.

Do svidaniya

***

***

***

Social Observation · Tantangan MGN

A Classic Sampah Story

Sebuah antologi yang tercipta dari sebuah penghayatan observasi di berbagai koordinat bumi.

***

Wahai Humans, we made it here! Mari direnungkan bersama, kita semua adalah pemenang.

Kita terbentuk dari 1 sperma yang berkompetisi mati-matian melawan ratusan juta lainnya, berenang-renang ratusan ribu kilmeter jauhnya; demi memenangkan hati sel telur angkuh yang jual mahal. Tidak menyia-nyiakan kemenangan ini adalah ke-SEHARUSNYA-an.

Kita adalah para manusia terpilih yang mendapat privilege untuk ngontrak di bumi, gak mbayar pula. Cukup dengan amanah menjaga kontrakan tetap rapi. Ketika datang, kondisi kontrakan rapi; pas pulang juga tetap rapi. Syukur-syukur bisa meningkatkan kerapiannya. Yang penting jangan menjadikannya berantakan.

***

1. Diam-diam Berkarya

Jika ada pertanyaan yang dilayangkan untukku, “Sebutkan satu kata untuk Kazakhstan!”

Saya akan menjawab, “Tiga kata boleh?”

“Boleh, Buk!”

Di mataku, Kazakhstan itu diam-diam berkarya. Sebelum bernafas di negara ini, saya tidak pernah mendengar kabar tentang Kazakshtan yang begini begitu. Berita yang memenuhi isi kepalaku adalah perkara Amerika, Jepang, Korsel.

Namun sesampainya di sini, banyak hal yang membuatku kagum. Kerapiannya, intuitivitas teknologinya (manula bisa menggunakan ATM tanpa bantuan anak cucu), hingga kebersihannya. Tentu saja tak ketinggalan: tampan dan cantiknya.

Tak pernah saya terinterupsi dengan sesuatu yang out of place seperti botol air mineral atau bungkus permen ketika sedang menikmati keestetikannya.

Ternyata di sini littering memang ‘haram’ hukumnya. Ada seorang warga lokal, panggil saja Aitbek Khassenov, pernah merasakan staycation di hotel prodeo selama 3 hari 3 malam. Pada malam hari nan gelap dan sepi, Aitbek membuang puntung rokoknya dari dalam mobil. Naas, ulahnya tercyduk kamera CCTV dan oleh Pak Polisi dibawa ke markas. Membayar denda, jelas. Tapi Aitbek tetap harus menjalani hukuman penjara. Kapok sudah.

Lain lagi dengan pengalaman Miras Amandyk. Hari itu di kala dia craving permen rasa jeruk, kesialan menghampirinya. Ingin segera mengemutnya, bungkusnya terbang terbawa angin waktu membukanya. Sayang ada Pak Polisi berdiri tidak jauh darinya. Apes, Miras dibawa ke kantor polisi dan tetap mendapat hukuman.

Meskipun jalanannya bersih dari sampah, spitting tampaknya tidak melanggar hukum. Beberapa kali saya menemukan ‘ranjau’ ludah, baik encer maupun kental. Syukurlah saya tidak pernah menginjaknya.

Pastilah pihak yang berwenang sudah mempertimbangkan dengan dokter dan ilmuwan terkait, yang mengestimasikan rendahnya resiko penyebaran penyakit melalui air ludah di tanah.

***

2. Lain Ladang Lain Belalang

Lain Kazakhstan tersayang, lain pula Singapura sayang.

Di negara maju ini, meludah bisa didenda 2 kali lipat dari buang sampah ‘normal’. Sebagai informasi, besar denda littering di Singapura adalah 5 juta rupiah. Sedangkan spitting, 10 juta rupiah.

Jadi kepikiran, bagaimana kalau aturan ini diterapkan di Indonesia? Pemasukan bertambah drastis, tanpa perlu menaikkan pajak. Dan efek jera memaksa rakyat membiasakan diri bergaya hidup bersih.

Singapura menjunjung tinggi higienitas, kesehatan, dan keelokan. Mereka sangat concern dengan kandungan sputum (lendir) dalam air ludah walaupun sifatnya low risk. “Lebih baik mencegah” sudah menjadi old habit warga Singapura. Selain itu, visualnya meresahkan dan mengganggu keindahan.

Jika sudah terbiasa meludah, sebaiknya ditelan saja saat berada di sini. Toh menelan ludah bisa menjadi benteng untuk esofagus dan membantu meminimalisir heartburn.

***

3. Kulit Pisang Paman Dolit

Masih ingatkan dengan Paman Dolit yang menerima karmanya langsung dengan terpeleset sesudah membuang kulit pisangnya? Pesan moral dari adegan tersebut adalah tentu saja untuk meng-encourage penonton agar tidak nyampah.

Makin berkembang ilmu pengetahuan, makin terbuka tabir tentang sisa makanan yang masih bisa memberi manfaat.

Salah satunya adalah kulit pisang, yang berkhasiat sebagai exfoliant kulit wajah dan pemutih gigi. Hanya dengan rutin menggosok-gosokannya, konon hasilnya setara dengan pemakaian AHA-BHA Paula’s Choice dan sticker gigi putih instan.

***

4. Air adalah Sumber Kecantikan dan Kegantengan

Sering mendengar kalimat “Glowing karena air wudu doang“? Supaya tidak misleading, sangat perlu ditambahkan keterangan: dengan catatan airnya harus bersih, bening, tidak berbau, tidak butek.

Anak-anak kos di area Bojongsoang Bandung, mengeluhkan kondisi airnya yang kotor. Kalau sudah begini, skincare sultan pun tak akan mampu membuat kulit cerah berseri.

Sejumlah sukarelawan dari River Cleanup Indonesia menyaksikan sampah yang menumpuk di bagian hilir Sungai Ciganitri di Bojongsoang sebelum memasuki muaranya di Sungai Citarum. Sekumpulan orang baik tersebut sibuk mengangkat sampah yang dijebak memakai trash boom. Terpantau tak terhitung jumlah sedotan plastik, styrofoam, popok bayi, bangkai tikus, ular, ayam, dan segala kebusukan lainnya.

Dua puluh tahun yang lalu, tempat kos saya di Bandung, yang notabene murah dan terletak di gang kecil; airnya melimpah dan bersih.

Sedih, Bandung sekarang berbeda dengan Bandung yang dulu…

***

5. Follower yang Bukan Sekedar Follower

“Ini orang-orang juga pada buang di sini,” jawab seorang perempuan yang bernada membela diri ketika ditanya tentang plastik bekas ciloknya, sambil menunjuk sudut trotoar di Palasari. Yang lebih nyesek, 3 meter darinya, berdiri kokoh tong sampah.

Kebanyakan orang akan memilih untuk menjadi bagian dari komunitas yang jumlahnya banyak. Padahal banyak belum tentu benar.

Sikap ikut-ikutan sudah menjadi bagian dari eksistensi manusia, hasil perubahan komposisi genetik secara turun temurun. Namun jadilah follower yang bukan sekedar follower. Filterlah mau menjadi follower siapa dan yang bagaimana. Pilihlah panutan yang bergaya hidup bersih, sehat, dan mencintai lingkungan.

***

6. Braga VS Malioboro

No debat! Braga dan Malioboro adalah dua spot wisata ngehit kekinian yang menjadi favorit lintas generasi, dari milenial sampai generasi Alfa.

Satu yang membedakannya: SAMPAH.

Terakhir kali saya ke Braga, susah sekali menemukan tempat sampah. Kabarnya ada gerombolan pencuri tempat sampah (?). Suasana jadul bangunan heritage di sepanjang jalan jadi berkurang kebagusannya.

Berbanding terbalik dengan Malioboro. Petugas kebersihan selalu siaga di sekitar. Tempat sampah juga tersedia di sana sini. Jujur saya kaget melihat wajah jalan utama di kota Jogja ini yang makin cantik menghias diri.

Semoga Braga, yang sudah kuanggap sangat personal, segera berbenah untuk kembali menjadi jelita.

***

7. Kondom Bekas dalam Teko Listrik di Sebuah Kamar Hotel

Ingin rasanya saya me-roasting pelakunya dan memberinya edukasi! Bisa-bisanya membuang polysisoprene berisikan cairan seminal yang bau dan menjijikkan ke dalam teko listrik. Sungguh mengguncang kewarasan.

Lacy Windham, seorang dokter spesialis OBGYN asal Amerika yang sudah praktek belasan tahun, membagikan tata cara membuang kondom bekas dengan benar dan anggunly. Pasca melepasnya dengan hati-hati, ikatlah bagian ujungnya dengan pelan agar tidak menetes atau muncrat. Kemudian dibungkus dengan tisu atau kertas, baru dibuang di tempat sampah. Bukan disumpelin di dalam teko listrik, di-flush di toilet, atau dialirkan ke sungai.

Proses ini hanya memakan waktu kurang dari 5 menit.

***

8. One Man’s Trash is Another Man’s Treasure

Pada tahun 90an, saya pernah tidak sengaja menemukan amplop surat lengkap dengan perangko Australia-nya di tong sampah dekat SD. Saya yang kala itu filatelis sejati, seneng luar biasa mendapat perangko luar negeri. Rasanya bagaikan menemukan harta karun.

Ya, sampah seseorang bisa menjadi sesuatu yang berharga bagi orang lain.

Akhir-akhir ini viral di sosial media, di TPS Thailand banyak ditemukan snakers bermerek yang kondisinya masih bagus. Saya dan jutaan penonton lainnya takjub melihat videonya, bahkan ada yang berkomentar, “Kalau sampahnya begitu, daku rela menjadi pemulung.”

Haduh Nak, kaget Ibuk membacanya. Sebaiknya jangan mendoa begitu. Instead, berharaplah supaya menjadi orang yang bisa memberikan sampah bermanfaat bagi orang yang tepat.

***

Penutup

Alah yang lain juga gitu, kenapa kamu tetap melakukannya. Gak ngaruh.”

Palingan nanti juga dicampur di TPA. Sia-sia kelelahanmu milah-milah.”

Jenis kalimat discouraging tersebut pasti akan ada, dan mampu melemahkan niat dalam sekejap. Namun yakinlah, semua bermula dari diri sendiri, sekecil apapun.

Apakah harus menunggu banjir dulu, bumi rusak dulu, dan inhabitable?

Apakah harus menunggu geng pimpinan Evans yang radical environmentalist menata bumi?

Apakah harus menunggu tugas manusia sebagai khalifah di bumi diambil alih oleh AI?

Apakah harus menunggu mob sekaliber (dan sejahat) Al Capone mengelola sampah?

***

***

***

Tulisan untuk Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog, BUMI, yang di-host-in oleh Mamah Sistha dan Mamah Ririn.

Mom's Life

Lebaran di Atyrau KZ (2)

Apakah yang kami lakukan setelah sholat Ied?

(Again) kutuliskan bahwa negara ini adalah sekuler. Jadi hari besar keagamaan apapun tidak ada libur. Tidak ada tanggal merah. Yang ngantor tetep ke kantor, yang sekolah tetap masuk sekolah.

Pak Suami siangnya masuk kerja lagi. Boo dan teman-temannya yang Muslim izin tidak masuk sekolah, dan dipersilahkan mengerjakan tugas di rumah masing-masing.

Aku juga gak memasak something special, apalagi ketupat dan opor. Selain karena tidak tersedianya bumbu-bumbu khas Nusantara, juga… umm mager. Lha lebaran sebelum-sebelumnya, aku juga gak pernah masak sih ehehe. Yang masak, Mama Mertua atau pesan katering tetangga.

Lagipula, di hari spesial itu, beberapa expat yang Muslim akan berkumpul merayakan Idul Fitri bersama. Yang jelas, makaan-makaaaan.

Para expat tersebut adalah orang tua murid di sekolaan Boo, QSI Atyrau. Mereka bukan hanya menyekolahkan anaknya di sekolahan yang sama, namun juga rekan kerja. Ya intinya, orangnya tuh elu lagi elu lagi.

***

Sang tuan rumah adalah orang tuanya teman sekelas Boo, bernama Adam, keturunan French-Maroko. Rumahnya… oh my God, besaaaarrrrr masya Allah. Halamannya luas, ada playground dan tempat basketannya juga. Kemudian punya ruang basement yang lengkap dengan bioskop mini dan tempat nge-game super keren bagi anak-anaknya. Seketika penthouse kami terasa sangat kecil dibandingkan dengan rumah beliau.

Memang ya.. di atas langit masih ada langit.

***

Di situ saya berkenalan dengan Mamahs dari Pakistan, India, Korea Selatan, Rusia, USA. Masing-masing membawa makanan khas tanah airnya. Pesta beneran ya Allah. Alhamdulillah. Begitu banyak makanan dan minuman enak dan maknyusss. Juga Mamahs yang simpatik.

Ohya, yang dari Indonesia selain diriku ada juga dong pastinya. Ada 2 Mamahs yang sebelumnya sudah bertemu ketika diriku awal-awal berada di kota ini.

Yang satunya adalah mantan Putri Indonesia jadul. Inisialnya SM. Beliau tinggal di Atyrau ngikut suaminya yang bule Amerika yang kerja di Ch–r-n. Aku gak bisa menyembunyikan kegiranganku saat aku diajak ketemuan untuk pertama kalinya oleh beliau.

“Mbaaaa, seneng banget gak nyangka bisa bertemu langsung dengan Mba. Aku pas kecil cuman bisa lihat di TV. Ya Allah seneng banget aku Mba.”

Beliau tampak humble, “Ih Uriiiill. Plis jangan meng-emphasize umur aku dongg. Kamu masih kecil aku udah dewasa. Pliss Uril.”

Tidak hanya parasnya yang cantik. Badannya tinggi, banget. Aku ternganga dan terkagum-kagum dibuatnya. Ya Allah, memang bener-bener deh, seorang Putri Indonesia itu sangat menyenangkan. Inner beauty-nya menonjol…

Aku gak bisa menjelaskannya dengan kata-kata. Pokoknya orangnya tuh sangat atraktif, percaya diri, luwes, gak maluan, banyak bahan pembicaraan, tahu apa yang diinginkannya. Asik at its finest.

***

Meskipun jauh dari rumah, meskipun tidak ada ketupat nor opor ayam; alhamdulillah kami bisa survive di hari Idul Fitri ini. Dikelilingi oleh ‘keluarga’ baru yang hangat, supel, dan grapyak.

***

***

***

Body, Mind, Soul · Mom's Life · Ramadan Moment · Social Observation · Wifey's Life

Lebaran di Atyrau KZ

Lima hari sebelum Idul Fitri, tamu bulanan datang. Yahh padahal awal-awal puasa sudah M. Nasib siklus 21 hari ya begini. Tentu saja tidak apa-apa ya, aku gak mungkin marah ke yang ‘mengatur’ diriku. Bisa rutin M dalam kondisi yang sehat walafiat tanpa pernah sakit perut jelas menjadi karunia yang luar biasa.

Di sela-selanya, aku mendoa agar M selesai di hari H Idul Fitri. Alasannya adalah karena aku tidak ingin melewatkan pengalaman sholat Ied di negara ini. Pengen tau segala seluk beluknya. Aku udah sensed something unique would happen.

Aku pun setiap hari keramas dengan harapan period-ku cepat selesai ehehe. Alhamdulillah ikhtiarku berhasil, bangun pagi hari Rabu, tanggal 10 April, sudah bersih-sih-sih. Auto menuju kamar mandi untuk mandi besar. Voilaaaa, yuhuuuu siap-siap berangkat ke masjid Imangali untuk sholat Ied.

Gak ada baju baru yang kupersiapkan untukku, untuk suamiku, dan anakku. Aku random memilih baju lengan panjang dan rok panjang, serta memakai kerudung dari scarf biru berbunga yang kubeli di Aktau.

Suamiku malah…. mehhh, tidak ada yang beda dari baju yang dikenakannya sehari-hari ahahaha. Itu ituuu aja. Btw tahukah, isi lemari Pak Suamiku tuh kemeja yang sama semua.

Sekali suka dengan baju A, beliau akan membeli baju itu, lagi dan lagi. Jadi kesannya tuh tiap hari kagak pernah ganti baju ceunah ehehe.

***

Beruntung kami tinggal di tengah kota. Bahkan nama apartemen kami tinggal tuh literally ada embel-embelnya “pusat kota”, Somerset City Centre.

Ke mana-mana -dalam artian untuk kebutuhan, keperluan, dan keinginan- dekat. Tinggal ditempuh dengan jalan kaki. Naik taxi, di sini YANDEX namanya, nanggung; jadi mending jalan kaki saja, sehat, bugar, dan enakeun.

Tak terkecuali Masjid Imangali, tempat diadakannya sholat Ied, lokasinya hanya berjarak sekitar 600 meter-an. Makin bersyukur karena kala itu suhu udara sudah mulai menghangat, sudah mendekati 20 derajat.

***

Dalam pikiranku, karena di sini sekuler, palingan yang sholat sedikit. Ealaah begitu keluar dari gedung apartemen, banyak orang berjalan kaki menuju masjid. Takbir dari masjid pun terdengar jelas. Indahnya ya Allah.

Sambil berjalan, aku mellow (ahahaha huhh dasar ku emang gampang nangis) menyaksikan ini semua. Menyaksikan masyarakat Muslim kota Atyrau ramai-ramai berbondong ke masjid. Di sisi lain, terharuku ini muncul sebab timbul rasa rindu dengan lebaran di Indonesia. Either way, aku menangis bahagia sih ehehe.

***

Memasuki halaman masjid, ramai kali. Lebih ramai dari dugaanku. Di area perempuan, hanya bagian luar yang masih available. Suara yang tidak asing kudengar adalah tangisan bayi dan anak-anak kecil ehehe. Di Indonesia mah pasti ada.

Alhamdulillah cuaca sudah tidak sedingin awal-awal ke sini, jadi aku tetap bugarly no menggigil tidak sholat di dalam.

***

Beginilah hasil observasiku mengenai culture shock lebaran di Kazakhstan:

1. Khotbah di Awal

Yappp, kayak sholat Jumat di tanah air ya ehehe. Di Indonesia, khotbah sholat Ied dilaksanakan setelah selesai sholat. Di sini kebalikannya, kawans.

Plus, karena aku belum paham 100 persen bahasa Rusia, bisa ditebak, aku gak paham apa isi ceramahnya wkwk. Instead, aku gunakan momen ini untuk melihat sekeliling sambil membaten A sampai Z, banyak juga beda sholat Ied di sini dengan di sana.

2. Shaf Sholat Bukan Sesuatu yang Esensial

Sepertinya bukan hal yang aneh orang-orang di sini sholatnya pada berjarak. Seolah membuat sekat antara rombongan masing-masing. Jadi ada sekeluarga datang, mereka akan berkumpul. Kemudian sebelahnya, orang yang tidak dikenalnya, bebas saja mau berdiri mepet atau agak bergeser sedikit. Nanti di sebelahnya lagi, jarak sedikit, lalu isinya sekeluarga atau se-grup-nya.

Gak ada yang peduli untuk mengkritik atau menyuruh, “Buk, Buk, rapatkan barisan.”

Aku ngarepnya ada panitia yang mengatur shaf, biar angetan gitu akunya. Ternyata krik krik krik. Gak ada. Aku sempat meminta sebelah kiriku untuk bergeser, tapi Mba-nya gak mau. Ya sudah brati memang demikian di sini.

3. Mukena. Apaan Tuch?

Oh my God. Ini yang paling bikin aku kaget dan merasa ‘agak laen‘ diantara lautan manusia.

Tak satupun diantara para Muslimah di sini yang mengeluarkan mukena dari tasnya karena memang gak bawa dan gak punya. Bahkan gak tahu kali ya ada benda yang bernama MUKENA.

Kemudian aku memperhatikan lebih detail dan menyadari bahwa mereka sudah berpakaian brukut tertutup rapat. Kalau di Indonesia, istilahnya berbusana syar’i. Jadi mereka dari rumah sudah berbusana seperti itu.

Pantesan, Mba sebelahku bilang, “Itu rambutnya kelihatan.” Aku kan pakai kerudungnya yang ala Mba Tutut Soeharto gitu. Setelah si Mba tersebut memberitahu perihal rambutku, aku cepet-cepet menunjukkan mukenaku dan memakainya. Sekalian biar dia tahu bahwa ada yang sesuatu yang namanya MUKENA.

Keherananku membuatku googling sepulang sholat. Ealah ternyata MUKENA itu memang berasal dari Indonesia. Dahulu dikenalkan oleh Wali Songo. Jaman dulu kan para wanita Indonesia kebanyakan pakai kemben, jadi dibikinlah kain rapat tertutup yang harus digunakan saat mau ritual sholat menghadapNya.

Walaupun kita ‘agak laen‘, tapi kita harus bangga lho. Di Indonesia, mukenanya bagus-bagus.

Ah jadi pengen jualan mukena di sini. Kira-kira bakal laku endak ya ehehe.

(Talk to myself —> Halah pengen jualan ini itu, tapi kepengen doang, gak ada aksi!)

4. Sajadahnya Letoy

Senada dengan kisah mukena. Entah kenapa sajadahnya tipis-tipis gitu ya. Apa lututnya gak sakit ya sholat di lantai beraspal, juga berbatu, dan gak rata. Terpantau aku doang yang punya sajadah besar dan tebal.

Nah lho. Apakah aku juga kudu jualan sajadah tebal di sini?

5. Sholat dengan Sepatu Tetap Terpasang

Apa apaan ini???

Anak kecil di Indonesia pun paham kalau sepatu kudu dilepas kalau mau sholat walaupun di lapangan. Tapi di sini endak, sodara-sodara.

Yang aku lihat melepas sepatunya ketika sholat, cuman 3 atau 4 orang saja. Yang lainnya tetap bersepatu. Konsepnya gimana ya. Ahh tapi akhirnya aku juga ikutan sih. Sholat dengan bersepatu.

Ternyata rasanya gini ya. Gak enak ahahaha. Kayak ada yang mengganjal, terutama pas duduk tahiyat. Kebayang kan?

6. Tidak Ada “Aamiin” Sesudah Al Fatehah

Pfiuuhh untung diriku bukan aliran garis keras pengucap “aamiin” kencengly. Misalkan aku terbiasa, pasti pada nengok kali ya. Kebayang dah malunya kayak apa.

Informasi dari Pak Suami dan seorang Mamah kawan baikku, hal ini disebabkan adanya perbedaan mahzab. Jujur aku gak paham tentang ini.

Aku pribadi, memang sengaja gak ingin berkiblat ke mahzab tertentu. Bebas sajalah. Yang A, C, atau mix gak masalah asal gak menyalahi yang sudah jelas tertulis di AlQuran.

6. Rakaat Ke-2 Serasa Kena Prank

Wadawww hampir saja ngakak-ku merebak. Syukurlah aku bisa menahan diri.

Sholat Ied di negara kita terdiri atas 2 rokaat yang rokaat pertama terdapat 7 kali takbir, dan 5 kali takbir di rokaat kedua.

Di Kazakhstan beda, sodara-sodara. Rokaat pertama takbirnya hanya 5 kali. Sedangkan rokaat ke-2, … nah inilah yang ingin kuceritakan.

Begitu takbir sekali, langsung surat Al Fatehah, selanjutnya diikuti dengan surat Al Kautsar. Gara-gara itu, aku jadi mengira gak ada takbir kan.

Akhirnya ketika Imam mengucap “Allahu Akbar”, diriku ruku’. Lha dalaah ya ampun, ternyata abis itu takbir lagi. Aku pun cepet-cepet berdiri lagi dan memposisikan tanganku bersedakep.

Asumsiku, rokaat kedua takbirnya pun 5 kali. Ealah pas “Allahu Akbar” ke-3, di saat aku masih bersedakep dengan kedua tangan di perut, ternyata yang lain sudah pada ruku’. Buru-buru aku ruku’.

Yah begitulah, aseli ku jadi ngerasa di-prank.

Mohon diingat ya Mamahs, jika suatu saat ikut sholat Ied di Kazakhstan: takbir rokaat pertama adalah 5 kali. Takbir rokaat kedua adalah 3 kali dan dilakukan belakangan sehabis membaca Al Fatehah dan satu surat.

***

Terlepas dari semua keunikannya, aku bersyukur diberi kesempatan melaksanakan sholat Ied di Kazakhstan. Aku jadi makin engeh bahwa perbedaan itu ada di segala penjuru. Cara sholat yang universal pun masih ada bedanya.

Insha Allah menambah pandangan dan wawasanku, melembutkan kekakuanku, dan menjadi lebih tenggang rasa dalam menghadapi segala hal yang tampak ‘aneh’.

***

***

***

Body, Mind, Soul

28 Ramadan 1445 H

Bulan Ramadan 2024 sudah hampir berakhir. Ya Allah ya Tuhanku, aku sadar aku gak optimal dalam beribadah di bulan Ramadan ini. Banyak faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhi. Namun dari kesemua itu, pengendalian diriku adalah yang utama.

Alasan baru beradaptasi dengan lingkungan baru. Adjusting jam biologis, aktivitas-aktivitas baru yang harus aku kondisikan sebagai rutinitas harian. Mengelola efektivitas waktu supaya aku bisa melakukan kegiatan dengan ideal.

Alasan sholat Isya’ nya jam setengah 10 malam. Yang mana di jam tersebut, aku sudah terbiasa ngantuk. Tim tidur jam 9 malam ngacung. Ancer-ancernya adalah jam ketika Dunia Dalam Berita hadir, itulah waktuku untuk tidur. Membiasakan diri untuk tidur lebih malam dari itu, karena mau Isya’ duluan, kerasa melelahkan.

Alasan vibes Ramadan di negara Kazakhstan yang tidak terasa nuansa Ramadan-nya. Lagi-lagi masalah habit. Di Indonesia, otak kita auto terkondisi dan tersadarkan bahwa saat Ramadan adalah bulan Ramadan. Dengan adanya warung tutup dan warung bertirai. Keramaian di sore hari dengan tersebarnya yang berjualan takjil. Undangan berbuka puasa di sana sini. Sayup-sayup suara pengajian di masjid tiap harinya. Ajakan sholat tarawih oleh tetangga dan kawan-kawan. Gerakan berbagi yang masif. Masya Allah. Beneran seneng banget menjalani Ramadan di tanah air.

Btw, aku sempat menulis tentang “Culture Shock Ramadan di Kazakhstan” di website Mamah Gajah Ngeblog. Mangga atuh kalau ada yang mau membaca.

***

Sebenarnya semua faktor eksternal itu tidak bisa disalahkan, terutama kalau eksistensi diri ini teguh menghadapi itu semua. Tetapi tentu saja aku tetap mengharap bisa memperoleh ridhoNya, bisa mendapat berkah, hikmah, ilmu pengetahuan, dan kebijaksanaan atas hal-hal baik yang aku lakukan selama bulan Ramadan ini. Aamiin aamiin ya Rabb.

***

Speaking of ramadan di Kazakhstan, yang konon membuat diriku ‘lupa’ bahwa Ramadan adalah Ramadan, berkaitan dengan fakta: Kazakhstan adalah negara Islam yang sekuler.

Penduduk mayoritasnya adalah Islam, namun muslim di sini ‘berbeda’ dengan yang di Indonesia. Ibadah ritual seperti sholat dan puasa, belum menjadi keseharian mereka. Bulan puasa di sini juga santuyy. Tidak ada restoran tutup. Semua tempat makan buka. Tidak ada pernak-pernik bulan suci dan musik-musik Islami di mal.

Walaupun hal tersebut membuatku terasa tidak mantabbb dalam menjalani puasa, namun jujur aku suka dengan keadaan ini. Tidak akan ada tatapan mata judgmental ketika seorang muslim tidak sholat dan atau tidak puasa. Tidak ada celaan saat seorang muslim skip sholat Jumat. Tidak ada ejekan jika ada seorang muslim yang tidak kuat berpuasa. Tidak ada sindiran halus kalau seorang perempuan muslim buka-tutup jilbabnya.

Situasi seperti inilah yang (menurutku) bisa membuat seorang muslim beribadah murni karena Allah. Tidak terbersit sedikitpun mengharap pujian dari sekitar, validasi dari lingkungan, penerimaan dalam sebuah komunitas, motif agar makin disenangi teman, dan lain sebagainya.

Diri ini menganggap muslim yang mampu teguh dan taat dalam iklim “urusanku-urusanmu dhewe, agamaku-agamamu dhewe, ibadahku-ibadahmu dhewe” adalah…. yang mantabbb.

***

***

***

Horoskop Zodiak Bulanan

Madam Soothsayer’s Astrology Prognostication of March-April 2024

Life happens, my friend…

Jadi ramalan bintang bulan Maret ke-sekip deh.

Madam sedang super sibuk sekali menjalani hidup baru. Singkatnya, berproses membentuk ritme keseharian yang optimal.

Fix, nanti kalau sudah kembali ke tanah air, Madam akan membuka les Bahasa Rusia, mengingat banyak orang Indonesia yang mengincar orang-orang Rusia sebagai jodohnya. Sumber cuan nih. Insha Allah, semoga terwujud ya. 🤲🏻

Banyak amat, Madam. Katanya mau buka kos-kosan di Bandung, bikin cafe a la Central Perk-nya FRIENDS, punya spa yang melimpahi customers-nya dengan pujian, membuat toko baju winter yang cakep. Jadi mana yang betul???

Oh ya Allah. Iya juga ya, banyak bener mimpi ane. Teringat dengan kata powerful dari sahabat Madam, “Jangan pernah takut bermimpi ya Uril.”

Jadi dengan lantang, akan Madam jawab, “Semuanya betul! Kalau bisa semua, kenapa harus satu?” Bismillah…🤲🏻

***

Di bulan April ini, penglihatan Madam dipenuhi oleh beauty stuff. Perhatikan baik-baik yach Bunda. 😍

CAPRICORN

Perlu memasukkan serum vitamin C ke dalam rangkaian perawatan kulit Mamah. Kata dr.Imber, serum vitamin C itu bagus untuk semua usia. Jadi dia itu berfungsi memproduksi kolagen, membagusin tekstur muka dan mencegah efek buruk dari matahari, mulusin kulit, etc etc. Sebagus itu sampai ada yang menciptakan Hari Vitamin C, yang jatuh di tanggal 4 April. Ohya, gunakan setiap pagi sebelum pelembab dan sunscreen ya.

AQUARIUS

Sebaiknya kurang-kurangin pakai air hangat, Mah. Air dingin ternyata lebih sehat dan berkhasiat. Kita genereasi milenial terobsesi dengan awet muda kan ya. Air dingin tuh bikin kulit gak kering dan karenanya less keriput. Kenceeeng gitu. Ya kalaupun mepet kudu pakai air hangat, WAJIB ditutup dengan air dingin ya Mah.

PISCES

Pakai bahan alami yang tumbuh di sekitar adalah jalan ninja. Tuhan sudah menyediakan semuanya dengan sempurna. Tak perlu capek-capek dan merogoh kantong lebih dalam untuk impor. Kalau ada aloe vera, atau kunyit, atau apa gitu yang ada di pekarangan dan deket- deket situ. Manfaatkan, optimalkan.

ARIES

Ragu dengan benefit totok wajah? Ada yang bilang rutin pijat muka dapat membuat kulit muka kencang dan segar, karena peredaran darah lancar. Tapi ada juga opini praktisi kecantikan yang bilang, malah bikin sagging, mengendur. Nah lho. Lalu gimana dong? Teing lah, Madam pun juga di tengah persimpangan.

TAURUS

Uban sudah muncul dan ragu pengen ngecat rambut? Pantengin aja selebgram-selebgram yang meng-embrace ubannya dengan sukacita. Bagus lho. Apalagi sekarang ada cat rambut warna abu-abu pulak. Yang namanya balayage ash grey, highlight grey milk tea.

Nikmati prosesnya. Apalagi kalau wajahnya kayak Nadia Hutagalung ya. Yang ubannya sudah penuh tapi tetap pede uyyy. Orang yang gak kenal dia, ngiranya dia adalah perempuan muda yang ubanan secara genetik.

GEMINI

Minyak zaitun ternyata sebagus itu Mamah. Beberapa kali nemu dengan orang yang menggunakan minyak zaitun buat wajah dan badannya. Kok bisa jadi putihan ya. Padahal gak ada kandungan pemutihnya. Tapi ingat, pastikan yang EVOO (Extra Virgin Olive Oil) ya, Mah.

CANCER

Perhatikan asupan makanan! You are what you eat.

LEO

Tergoda untuk ber-skin care yang diciptakan khusus usia di atas usia Mamah? Yang 30-an pakai yang untuk 40-an, dan seterusnya. Hmmm. Boleh juga. Konon anak-anak kecil di Korea Selatan sudah pakai skin care anti aging. Namun kalau ragu, ya gak usah.

VIRGO

Sempat berpikiran jika krim mata itu gimmick belaka? Sama, Mah! Umm ada benarnya ada salahnya sih. Madam pernah melihat IG reels dokter kulit, katanya krim mata bisa nyamarin smile line. Silahkan dibuktikan sendiri ya Mah.

LIBRA

Pengen manjangin rambut tapi sudah emak-emak. Siapa bilang endak boleh, silahkan aja Mah. Coba sini datang ke Kazakhstan, hampir semua perempuannya, berambut panjang uyyy. Cakepppp. Madam pun ikut-ikutan. Mau manjangin rambut ah.

SCORPIO

Kurang-kurangin pakai sedotan, Mah. Terus saat makan, mengunyahlah di dua sisi. Lalu mengucap mamimumemo setiap hari. Sepenggal resep dari artis Korea Selatan bernama Jang Na Ra, yang sekarang berusia 43 tahun. 😍

SAGITARIUS

Sengantuk-ngantuknya, jangan skip cuci muka ya Mah.

***

***

***

Social Observation · Tantangan MGN

Teman Makan Teman

Seorang laki-laki berambut pirang bermata biru yang mengenakan tunik dan kalpak, berjalan cepat membawa baki besar menuju meja kami.

“Mirip Putin pas masih muda ya…” bisik saya ke Pak Suami.

Disusul oleh perempuan yang memakai rompi dan topi etnik, imut-imut bagaikan boneka Mongolia.

Mereka berdua menghidangkan makanan dan minuman yang visual dan aromanya membuat perut bergejolak.

***

Demi pemenuhan gastronomic map, saya wajib mencicipi kuliner di koordinat mana pun saya berada.

Pertama kali mendarat di Kazakhstan, mata saya gak berhenti berkedip memandangi pesona kecantikan para perempuannya. Kulitnya putih bersih, rambutnya panjang banget, sehat, dan tebal tapi gak seperti kuntilanak. Pun tidak bau keringat dan ketiak. Masya Allah. “Beginikah penampakan makhluk surgawi?”

Kekepoan pertama yang muncul adalah, “Mangan opo yo wong kuwi?“**

Tagline ‘you are what you eat’ yang terpampang nyata di dinding Red Bean PVJ mungkin benar adanya. Btw sekarang kok sudah gak ada ya tuh restoran, menunya enak-enak dan sehat.

Somehow saya merasakan dejavu ketika dulu hijrah ke Bandung, melongo dengan kecantikan para perempuannya yang geulis pisan euy. Lalapan dan ulukuteuk leunca adalah jawabannya.

Kalau di Kazakhstan apa ya?

***

Pendatang baru pasti paham bahwa kuda punya tempat istimewa di hati rakyat Kazakhstan. Patung kuda berdiri gagah di alun-alun. Lukisan kuda terpajang di mana-mana. Ornamen kuda di sana sini. Vibe-nya kuda banget.

Kuda yang gagah, perkasa, dan sekseh. (Dokumentasi pribadi)

Konon nenek moyang bangsa Kazakh hidup nomad dan gemar mengembara di stepa, karenanya tak bisa lepas dari keberadaan binatang yang demen workout itu. Tercatat per Januari 2024 jumlah populasi kuda di Kazakhstan masuk 5 besar dunia sebanyak 4 juta ekor, dan terus berkembang.

Kuda telah menjadi teman bagi mereka. Ya dijadikan kendaraan pribadinya, ya disayang, ya dirawat, ya dipelihara, ya buat hiburan, dan sekaligus dimakan. Mungkin seperti inilah definisi literally teman makan teman. Duh sabar ya, Kuda..

Meskipun aneh maksimal, saya tetap bersemangat mencoba mencicipi daging kuda demi menjelma jadi Mba-mba Kazakh memenuhi Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog.

***

Dari menu yang ditulis dengan aksara sirilik —thanks to foto yang tertera dan bantuan Google Lens– saya memilih koininy indeyki yang daging kudanya sedikit. Belum berani memesan beshbarmak, yang porsi dagingnya dominan memenuhi piring.

Setelah Mas Putin menyajikan hidangan di meja dengan rapi, taa daa, mata saya berbinar karena tampilannya persis dengan yang di menu.

Паштет из конины и индейки с горячим хлебом. (Dokumentasi pribadi)

Aromanya sungguh menggoda, berempah kencang tapi beda dengan yang di tanah air. Terdiri atas 4 roti pita dan 2 mangkok daging lembek (entah digiling atau diblender), yang disebut pate; yang berwarna coklat tua adalah daging kuda, sedangkan yang berwarna kuning pucat berupa ayam turkey.

Namun, ketika moment of truth tiba, saya ragu untuk mengunyah si daging kuda. Seakan keindahannya menghilang. Makin mendekati indra penciuman, makin tergambar jelas wajah Maximus kudanya Rapunzel. Image kuda-kuda yang bertebaran di Ganesha juga muncul.

Puluhan ribu kilometer sudah kau lalui. Puluhan ribu tenge sudah kau keluarkan. Katanya kepo berat dengan makanan Mba-mba Kazakh. Ayok dilahap!

Syukurlah restoran ini, Sarqyt namanya, terniyat dalam mengelola interior dan pernak perniknya. Bisa memberi distraction yang tepat.

Atmosfer eksotisnya seolah membawa pengunjung sedang berada di istana yang ada di stepa Pontus-Kaspia ribuan tahun yang lalu. Lukisan, hiasan dinding dan atap, hingga furniture-nya terpahat dengan detail.

Restoran Sarqyt, Atyrau KZ. (Dokumentasi pribadi)

Tersedia dastarkhans di beberapa sudut restoran, yang merupakan cara orang Kazakh jadul makan. Mamahs pasti sudah sangat familiar dengan dastarkhans, yaitu lesehan. 🤭

Lalu ditambah 2 Mba-mba lokal memakai baju tradisional berwarna tabrak lari yang menyanyikan lagu ngalor ngidul tapi enak didengar.

Standing applause buat Sarqyt. Selain itu, waiter dan waitress di sini mampu berbahasa Inggris meskipun skornya 6 dari 10.

Pantas saja, banyak pengunjung yang sedang bercakap-cakap dengan bahasa Inggris. Para expat betah ngumpul di sini. Saya yakin salah satu alasannya adalah pegawai yang bisa ngomong enggres. Pertahankan ya Sarqyt.👍🏻

Lho kok jadi me-review restorannya ya.🤔

***

Baiklah, mari kembali ke Mas Putin. Eh salah, ke makan daging kuda.

Puas menikmati suasana dan dekorasi kuno uniknya, saya siap menyuap sesendok pate. Sambil merem.

Hhmm… rasanya not bad sih. Kayak daging biasa saja.

Yang membedakannya adalah gizinya yang luar biasa. Dari jurnal penelitian diketahui bahwa 100 gram daging kuda mengandung protein (yang lebih tinggi dari daging lainnya), rendah lemak, kaya asam lemak tak jenuh, dan banyak mineral esensial. Nutrisinya no play play, Mah.

Selain itu, susu kuda juga common di sini, yang tentu saja bergizi dan memiliki banyak manfaat. Saking berkhasiatnya, sebuah studi menunjukkan bahwa nutrisinya hampir setara dengan yang terkandung dalam ASI. Masya Allah.

Info penting buat Bapak-bapak yang istrinya sedang menyusui; agar tidak berebut dengan dede bayi, mimik susu kuda saja ya Pak.

***

***

***

Mengingat harganya yang mahal dan mempertimbangkan ketidaknyamanan memakannya, saya memutuskan untuk tidak rutin mengkonsumsi daging kuda.

Seiring bergantinya hari, saya jadi tahu kalau orang Kazakh tidak setiap hari memasaknya, hanya dalam occasion tertentu atau saat berpesta. Makanan mereka tidak ada yang baru di mata saya, serba serat dan daging. Malah di berbagai area, tersebar bermacam-macam kue dan roti yang enak banget.

Kesan pertama: festive. (Dokumentasi pribadi, dibuat dengan CANVA)

Masakan savoury Kazakhstan memang kalah dengan kuliner Nusantara, tapi dessert dan pastry-nya wagelaseh, jangan kebablasan saja deh pokoknya.




**= Makanan orang itu apa ya?

Sumber: Nutritional characteristics of horsemeat in comparison with hose of beef and pork. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2882581/ diakses 20 Maret 2024.

Wifey's Life

Resting Smile Face

“Mam kamu di sini jangan senyam senyum. Dikira freak..”

Guweh be lyke… senyam senyum.

Aku paham mungkin suamiku gak pingin istrinya dikira orang aneh sama warga negara di sini. Niatnya melindungi istrinya. For that, makasiy ya Pap.

***

Tapi gimana ya? Sepertinya muka diriku memang default-nya begitu hik. Rada susah ngubahnya.

Jika direnungkan, I don’t mind kok dibilang begini begitu hanya karena diriku menjadi diriku sendiri. Senyam senyum pun tidak merugikan orang lain bukan? Ya kan ya?

Dan, saya juga tidak memikirkan bagaimana respons balik orang lain ketika saya senyumin.

***

***

***

Saya jadi teringat peristiwa singkat di kompleks perumahan saya di BSD, yang terjadi sehari sebelum saya berangkat.

Waktu itu, saya sengaja berpamitan dengan Ibu pembersih yang rutin menyapu jalanan di blok saya. Saya bilang mau pindah bla bla bla, dan memohon maaf atas kata dan perbuatan yang tidak berkenan et cetera et cetera.

Tahukah, jawaban beliau sungguh bikin saya mellow. Begitu saya kembali masuk ke rumah, saya gak bisa menahan tangis, hiks hiks hiks.😭

Begini yang dikatakan Ibu pembersih kompleks,

“Ibuuuu, Ibu kok pindah. Ibu baik banget. Ibu selalu SENYUM sama saya. Kenapa minta maaf Bu. Gak usah. Ibu sehat dan lancar di sana ya Bu.”

Ternyata default wajah saya yang senyam senyum itu memberi sebuah memori indah bagi Ibu pembersih. Saya di-judge sebagai orang baek. 😭.

Masya Allah alhamdulillah, semoga senantiasa termotivasi untuk menjadi baik ya. 🤲🏻😭

***

Sederet kalimat bijak, SENYUM ADALAH SEDEKAH YANG PALING MUDAH, mungkin memang benar adanya.

Kalaupun tidak dibalas dengan kembali senyum, santai saja; bisa jadi orang itu default wajahnya bitchy, atau sedang ada masalah, atau sedang bad mood.

Apapun itu, wahai orang-orang ber-default wajah Resting Smile Face, tetap senyum sajalah; dengan begitu orang lain tahu kalau kita mudah di-reach out.

***

***

***