Body, Mind, Soul · Mom's Life · Social Observation

Sedikit Cara untuk Menjebol Kegelisahan Bersosialisai

Adalah struggle yang kupunyai setiap kali ada info…

“Besok meeting di sekolaan ya jam 10 bla bla bla.”;

“Sabtu ngumpul ke rumah Mounia yuk. Kita potluck lunch bareng.”

Mesti deh, beberapa hari menjelang hari H, aku sudah dag dig dug. Pikiran-pikiran ketakutan yang tak beralasan muncul setiap waktu.

Aku sudah mengajak diriku untuk berpikir rasional dan menganalisis apa yang bisa menjadi the worst case-nya jika aku melakukan hal awkward atau memalukan.

***

Bila undangan-undangan itu datang, aku doanya kenceng banget untuk minta diberikan kelancaran. Kadang aku berpikir keras mencari-cari alasan untuk menghindarinya. Tapi aku juga gak mau membuat alasan yang tidak benar, seperti

“Maaf ya aku gak bisa datang, lagi gak enak badan.”

Nanti kalau jadi sakit beneran kan gak enak ya.

***

Akhirnya diriku pun tetap datang juga, sesudah melalui kegalauan-kegalauan tersebut. Juga setelah meminta petunjukNya, apakah aku harus datang atau tidak.

Ndilalahnya, kebanyakan memang selalu terkondisi aku harus datang ke tempat acara ramai-ramai itu heuheu.

Caranya jelas bukan seperti Gusti Allah berbicara kepada Nabi dan RasulNya lah, tapi ada peristiwa dan sesuatu yang mengkondisikan diriku untuk cuuss berangkat. Aku yakin Mamah pembaca paham dengan maksudku ini, karena setiap manusia dikaruniai itu kalau meminta.

***

Berikut sedikit tips dariku:

  1. ‘Tabrak’ saja! Jangan biarkan rasa takut itu menguasaimu, Mah!
  2. Tak perlu berpikir panjang atau yang biasa disebut dengan overthinking! Segera dandan dan bismillah! Cuss berangkat ke tempat tujuan!
  3. Beranikan diri untuk membuat kesalahan, membuat kejayusan, membuat kegaringan! Kita gak akan pernah tahu kalau gak mau mencoba. Kita gak akan pernah bisa belajar kalau belum membuat kesalahan.
  4. Sadari bahwa yang dihadapi adalah sesama manusia. Bukan alien atau makhluk dari dunia lain. Manusia! Manusia gitu lho! Sekompleks apapun dirimu, mereka pasti paham. Umm yang ini finger crossed deng.
  5. Wajib memiliki suatu pengetahuan atau skill. Ketika ada acara lunch bersama yang sistemnya potluck, aku memutuskan untuk membuat jus yang setiap hari aku bikin. Aku sudah paham cara bikinnya, aku sudah tahu takaran-takaran yang pas untuk dinikmati, aku sudah mengerti benefits-nya. Jadi aku datang sambil membawa jusnya sekaligus memiliki segudang bahan pembicaraan.
  6. Dengarkan isi obrolan mereka. Memang sih kalau diamati, obrolannya bener-bener yang ringan dan gak berisi, tapi justru disinilah kita bisa bonding dan connect ke manusia lain. Ternyata hanyut dalam pembicaraan enteng itu bukanlah hal yang mudah (terutama buatku)! Berat Bund! Dengan mendengarkan, kita bisa merangkai sebuah respons yang mengena. Nah dari situ nanti nyambung terus tuh ngobrol ngalor ngidulnya.
  7. Tunjukkan interest-mu! Berpakaian rapih yang sesuai dengan bentuk tubuh adalah salah satu cara. Nanti pasti akan ada pertanyaan-pertanyaan mendarat tentang appearance Mamah. Dari situ, akan keluar banyak bahan perbincangan.

Demikianlah sedikit tips dariku.

Yapp, aku sengaja menegaskan ‘sedikit‘, karena aku sendiri juga masih dalam tahap ‘mendobrak’ kekuranganku ini.

Aku pengen bisa santai bersosialisasi. Aku pengen bisa mengenal banyak orang tanpa rasa resah gelisah yang drain energi.

Bagi Mamah yang sama-sama struggle seperti keadaanku ini, yok lah kita barengan menuju ke sana.

Leave a comment