Design a site like this with WordPress.com
Get started

Balada Penghuni Ladang Benih – Season 3 Episode 6

Putri Dara

Putri Dara yang sering dipanggil Pudar, adalah seorang mahasiswi Sastra Spanyol UGN.

UGN baru saja membuka jurusan ini 3 tahun yang lalu karena Spanyol merupakan negara yang kaya sejarah, memiliki profound historical roots di Eropa. Serta fakta mengenai keberadaan banyaknya Spaniards yang supa-hottt. Melirik ke Alex Garcia, Jamie Lopez, Alex Gonzales, Mario Casas, Eduardo Verastegui, Maximiliano Acevedo, dan pastinya Alejandro Corzo.

***

As usual, hari Sabtu merupakan hari wakuncar (waktu kunjung pacar). Pacar Pudar, Chris, rutin datang dari siang sampai malam.

Sudah 2 bulan ini mereka resmi menjadi pasangan boyfriend dan girlfriend.

Sabtu malam itu wajah Pudar tampak letih, membereskan kamarnya setelah Chris pulang. Pacarnya itu memang kurang bisa menjaga kebersihan dan kerapian. Kebiasaan merokoknya juga menambah kamarnya makin pengap.

Hal inilah yang membuat Pudar gak mengijinkan Chris menginap. Pokoknya harus pulang, apapun alasannya.

Namun di sisi lain, hal ini jugalah yang membuat Pudar tergila-gila dengannya. Bau nafas rokok sang pacar somehow menambah kejantanan Chris di matanya, dan brewoknya yang jarang dicukur membuatnya makin makin… wuahh.. cowoook buangeet.

Kalau dicium, malah jadi geli-geli nyocok-nyocok gimana gitu, tapi nagih.

“Persis seperti Alejandro, idolaku.. unnchhhh!”

***

Seperti Sabtu-sabtu sebelumnya, mereka berdua hanya ngerungkel di dalam kamar terus.

Aktivitas mereka antara lain makan bareng, ngobrol, dan nonton. Mereka tidak pernah bisa menyelesaikan filmnya karena selalu ada interupsi di tengah-tengah jalannya film. Konon itulah definisi dari netflix and chill, netflix-an sambil plus plus plus.

***

Sambil membersihkan kamarnya, Pudar mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Chris yang terjadi di atas bus Meteor Garden Indonesia (MGI) jurusan Bo-to-the-Gor – Priangan.

Pudar sudah duduk manis di atas bus dan sengaja memilih di area 4 baris dari kursi paling belakang. Dia sengaja memilih yang deretan kursinya masih kosong semua, karena kalau tidak ada penumpang di sebelahnya, dia bisa leluasa tidur dan jumpalitan.

Hhmm tampaknya lumayan lega nih, gak penuh,” gumamnya sambil mengamati sekeliling.

Sembari menunggu bus berangkat, layaknya pemudi lainnya, Pudar sibuk dengan HP-nya.

Sedang asyik nge-like-in postingan teman-temannya di Instagram, sudut matanya menangkap orang yang berdiri di dekat kursinya. Beberapa detik selanjutnya,

Orang: “Hai, saya boleh duduk di sini?” menunjuk kursi sebelah Pudar yang kosong.

Dilihatnya orang tersebut, yang perawakannya kurus tinggi dan brewokan, sekilas mirip agen CIA di film-film. Tentu saja Pudar gak rela, masih banyak kursi yang kosong, kenapa kok milih di sebelahnya. Wajahnya merengut dan reluctant menjawab.

Lalu dia ingat, bahwa ini bus umum, yang tidak ada penomoran tiket. Penumpang bebas duduk di manapun berada.

Pudar: “Ohh, iya boleh. Silahkan. Mau yang di sini atau dekat jendela?”

Orang: “Bebas. Kamu yang pilihin.”

Pudar pun menggeser dirinya ke kursi yang dekat jendela. Sepanjang perjalanan, Pudar dan orang di sebelahnya sibuk dengan HPnya masing-masing. Namun, namanya juga manusia, gak tahan kalau diam saja dan tidak komunikasi.

Orang: “Priangan-nya di mana? Ohya, kenalin, saya Chris.”

Pudar menengokkan kepalanya ke samping dan menghirup aroma rokok dari mulut sebelahnya.

Pudar: “Halo Chris, saya Pudar. Saya ngekos di area Ladang Benih. Kamu di mana?”

Chris: “Saya di Cikutkutra.”

Begitulah, tidak disadari mereka bercakap-cakap selama hampir 5 jam perjalanan. Pudar tenggelam dalam dialognya. Teman barunya pun juga pria yang sopan, bukan orang yang pura-pura tidur lalu bersandar di pundaknya. Terlihat jelas bagaimana dia menghargai dirinya sebagai wanita.

Ketika akhirnya bus tiba di terminal Panjangbanget Priangan, mereka bertukar nomor HP, yang tak disangkanya, Chris menghubunginya malam itu juga.

WA Chris: “Hei Pudar, sudah sampe kos?”

WA Pudar: “Sudah dari sejam yang lalu. Gak macet, alhamdulillah. Ini baru saja beres mandi.”

WA Chris: “Makan yuk. Aku boleh ke tempatmu?”

Lama-lama mereka tidak memakai kata “saya” melainkan “aku kamu”.

***

Sejak saat itu mereka menjadi dekat. Chris yang berkuliah di Manajeman STTTTTA (Sekolah Tinggi Tapi Tidak Tinggi Tinggi Amat), dengan jadwal kuliahnya yang tidak padat, membuatnya mudah untuk sering bertemu.

WA Chris: “Putri Dara yang jelita, sudah mau tidur?”

WA Pudar: “Belom. Lagi baca novel.”

WA Chris: “Apa judulnya?”

WA Pudar: “Ada deh. Mau tau ajaah!”

WA Chris: “Apapun yang tentang kamu, aku mau tau banget!”

Pudar gemetar membacanya, serasa kesetrum sesuatu.

WA Pudar: “Ahahaha. Ya deh. Umm ini novel erotis.”

WA Chris: “Uwoooww, aku ke tempatmu sekarang ya. Pengen baca barengan hehehe.”

WA Pudar: “Dihh…”

WA Chris: “Haha. Btw kamu sudah pernah ngapain saja sama mantanmu?”

WA Pudar: “Belom pernah ngapa-ngapain. Aku anak baik dan suci lahyawww.”

WA Chris: “Haha, tau kok. Masih polos banget gitu.”

Gemetarannya makin menjadi-jadi, yang men-trigger-nya untuk menuliskan sesuatu…

WA Pudar: “Ketahuan nih, kamu sudah ngapa-ngapain ya pasti. Umm, ajarin?

Setengah jam tak kunjung ada balasan. Pudar khawatir jangan-jangan isi pesannya terlalu agresif dan membuat Chris gak mau lagi dekat dengannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi…

WA Chris: “Aku di depan…”

***

***

***

Advertisement

Published by srinurillaf

Penduduk planet Bumi, -yang selama masih dikaruniai nafas dan kehidupan-, selalu berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya; dapat menjalankan posisinya dengan baik dan benar; mau dan mampu untuk terus berkarya dan berkiprah; serta bertekad untuk 'live life to the fullest'.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: