Design a site like this with WordPress.com
Get started

Kisah “Mengerikan” di Jumat Malam

Peristiwa dalam cerita ini masih dialami oleh keluarga Marvel-KW2. Lagi-lagi dikarenakan beresiko tinggi nama baik mereka tercemar, maka penulis tidak berani mencantumkan nama aslinya.

***

Malam itu, Pak Loki dan Bu Elektra ingin melemaskan otak sejenak. Namun sayang, Bu Elektra tidak bisa menikmatinya dengan optimal karena hal ‘mengerikan’ melanda.

Hhhmm, kenapa ada tanda kutipnya dalam kata “mengerikan”?? Semua akan indah pada waktunya, semua akan terkuak setelah membacanya.

Lho, Nak Spiderman di mana? Nak Spiderman gak ikut, karena tempat yang dikunjungi emak bapaknya kurang sesuai untuk anak kecil. Syukurlah, dia sudah berani ditinggal di rumah sendirian.

***

Kejadian ‘ngeri’ itu terjadi di sebuah bar di BSD untuk para casual drinker, yang kalau nyalain musik tuh kenceeeng banget, tapi surprisingly smooth. Jadi didengerin pun enak, gak kedumbrangan, dan gak bikin budheg. Hhhmmm aneh juga yah, Bund.

Pak Loki: “Mam, jangan nengok! Cewek yang berdiri di ujung, baju coklat, dari tadi nglihatin aku terus.” …. sambil senyam-senyum gak jelas akibat ke-geer-an akut.

Bu Elektra refleks hampiiiiir saja ingin menengok.

Pak Loki: Jangan langsung nengok, Mam!

Bu Elektra pun sigap dan sabar sebentar. Setelah 1 menit, barulah dia pura-pura tengok ke kanan tengok ke kiri.

Bu Elektra: “Yang pake celana pendek, dan toge itu Pap? Yang rambutnya dikepang?”

Pak Loki: “Yap!

Bu Elektra: “Itu salah satu Mba waitress-nya Pap. Mosok sih mau nakal??”

Pak Loki: “Eh jangan salah Mam! Persaingan ketat.”

Bu Elektra: “Kan Mba-nya sadar kalau Pap lagi sama aku. Gak mungkin lah mau maen nyeruduk aja.”

Pak Loki: “Emang kayak gitu Mam dunia ginian! Percaya deh!”

Bu Elektra: “Ah gak percaya aku Pap! Papi sotoy!”

Pak Loki: “……..”

Bu Elektra: “I know you so well, Papito. Kamu mah good boy yang sok-sok-an bad boy. Sudahlah Pap, kamu harus bangga dong jadi bapack-bapack alim, jangan bikin image kalau kamu tuh bapack-bapack genit yang tau segalanya tentang perlendiran harom.”

Pak Loki: “Hehehe, kamu gak tau apa itu reverse psychology? Aku sedang melakukan itu, Mam. Membuat diriku terlihat baik, tapi sok-sok-an buruk, biar dikira baik padahal aslinya buruk.”

Bu Elektra: “Papito! Kamu seperti angka 8! Mbulettttiiii!

Pak Loki: “…… Untung aku gak sendirian ya Mam. Kalau gak ada Mam, bbbahhhayyyaa nih. Aku bisa nginthil Mba-nya.”

Bu Elektra: “Wkwkwk asyem kunyet ih Papito. Orang-orang mah sok baik, kamu sok buruk, wkwkwk. Papito, Papito… Lagian, aku sudah memantrai kamu, Pap. Pake jampi-jampi. Minuman yang setiap aku ambilin, ada ramuan rahasia yang selalu membuatmu ter-elektra-elektra sampai kapanpun, ihihihiiiiy.”

Pak Loki: “Ap… Apa maksudny..”

Belum selesai berbicara, Mba waitress yang sedang dibicarakan berjalan menuju ke meja mereka. Wah panjang umur Mba-nya πŸ™‚

Mba Waitress Baju Coklat-Toge: “Halo. Mau nambah bir?” …..bertanya ke Bu Elektra.

Bu Elektra: “Umm endak usah Mba. Terima kasih. Ini saja.”

Mba Waitress Baju Coklat-Toge: “Atau soju. Ada promo, Kak. Yang varian fresh, bisa bikin Kakak semangat ngelayap sampai malam.”

Bu Elektra: “Sudah Mba, tidak apa, ini saja. Nanti kalau kurang, saya panggil, Mba. Terima kasih.”

Mba Waitress Baju Coklat-Toge: “Cuman teh tawar panas saja, Kak?”

Bu Elektra: “Ehehe iya Mba. Soalnya sedang gak mood minum.”

Mba Waitress Baju Coklat-Toge: “Baiklah Kak. Nanti kalo butuh apa-apa, panggil ya.”

Tanpa bertanya ke Pak Loki, Mba-nya langsung ngeloyor pergi.

Pak Loki: “Mba, Mba. Saya mau nambah 1 Lychee Martini ya.”

Mba Waitress Baju Coklat-Toge: “Baik, Kak.”

***

Pak Loki: “Mam. Aku salah. Ternyata, dari tadi Mba-nya itu bukan nglihatin aku. Tapi kamu!”

Bu Elektra: “Eeeeengg. Maksud?”

Pak Loki: “Lihat Mam. Dia nglihat ke arah sini lagi. Nglihatin kamu!”

Bu Elektra: “Aduh jangan bikin aku deg deg an lah Pap. Merinding gini jadinya.”

Pak Loki: “Yap Mam. Dia gak straight.”

Terlihat ekspresi ketakutan di wajah Bu Elektra.

Bu Elektra: “Ahh sudah ah! Papito, ayok kita pulang! Pulang! Pulang sekarang!”

Pak Loki: “Ya elah masih jam 9 Mam. Belom malem!”

Bu Elektra: “Maaf Papito, aku gak nyaman, Pap. Serius!”

Pak Loki: “Kan ada aku, Mam. Tenang aja. Kalau dia make a move, aku gak bakal diem saja.”

Bu Elektra: “Maaf Papito, aku gak mau, Pap. Kita pindah di tempat lain saja, Papito. Ya Pap?”

Pak Loki: “Ya sudah. Huuuuucemen! Ehh tapi tadi udah pesen minuman lagi, Mam!”

Bu Elektra: “Diminum di meja bar aja sono, Pap. Jangan sampe Mba-nya deketi aku.. 😦 “

***

Sambil berjalan menuju tempat parkir.

Pak Loki: “Mam, brati sekarang kamu jadi sainganku, Mam!”

Bu Elektra: “Saingan? Ambil, ambil, ambil dah Pap! Dari dulu sampai kiyamat, aku adalah pecinta terong sejati! Tak akan pernah ku berubah haluan menjadi pemuja tempe!”

***

***

***

Advertisement

Published by srinurillaf

Penduduk planet Bumi, -yang selama masih dikaruniai nafas dan kehidupan-, selalu berusaha untuk menjadi manusia seutuhnya; dapat menjalankan posisinya dengan baik dan benar; mau dan mampu untuk terus berkarya dan berkiprah; serta bertekad untuk 'live life to the fullest'.

2 thoughts on “Kisah “Mengerikan” di Jumat Malam

    1. Ehehe semua minuman yang diminta Pak Loki, meskipun cuma air putih, selalu Bu Elektra tambahin jamu khusus, biar selamanya tak akan pindah ke lain hati dan juga body πŸ˜…πŸ™ˆ

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: